REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo berpendapat, agama saat ini menjadi salah satu media penyebaran berita palsu atau sering disebut hoaks. Sehingga, masyarakat sangat mudah tersulut emosinya apabila dibubuhkan agama di dalam berita hoaks.
Pria yang akrab disapa Pakde Karwo menjelaskan, hoaks merupakan informasi yang tidak jujur. Hal semacam ini, sudah lama terjadi tapi dikemas dengan model berbeda. Menurutnya, hoaks menjadi sebuah permasalahan serius dalam kehidupan kemanusiaan.
"Sebagai contoh, terdapat kericuhan di suatu daerah karena efek pemberitaan yang belum jelas kebenarannya. Pemberitaan tersebut, mampu menyulut emosi masyarakat. Efeknya adalah timbul konflik dan korban. Apabila dibiarkan, hoaks bisa memecah belah persatuan, kata Soekarwo di Surabaya, Rabu (21/3).
Soekarwo kemudian menyebut para pelaku hoaks adalah orang yang jahat. Karena dengan adanya kehancuran dan kerusakan mereka merasakan kenikmatan. Para pelaku hoaks juga menurutnya wajib diperangi.
"Para pelaku hoaks bisa disebut memiliki penyakit kejiwaan dan wajib diperangi agar tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat," ujar Soekarwo.
Soekarwo juga menyayangkan masyarakat yang terpengaruh berita hoaks, apalagi hingga membuat kehilangan akal yaitu dengan digerakkan emosinya. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus, maka menurutnya peradaban manusia akan runtuh.
"Isu hoaks membuat manusia tidak mempunyai logika, dan seakan-akan menjadi seperti zombie, ujar Soekarwo.
Pelaku hoaks, lanjutnya, memiliki hati yang lebih parah dibandingkan hewan. Apabila hewan masih bisa bersatu dengan rumpunnya, maka pelaku hoaks sebaliknya. Yakni membuat kerusakan dalam sebuah tatanan masyarakat. "Sekali lagi, berita hoaks menjadikan manusia seperti zombie model baru," kata Soekarwo.