Selasa 20 Mar 2018 19:23 WIB

BNN: 70 Persen Pecandu Narkoba Relapse Setelah Rehabilitasi

Kecenderungan pecandu narkoba untuk kembali menggunakan atau relapse cukup tinggi.

Petugas menujukkan sampel urine untuk diuji narkoba. (ilustrasi)
Foto: Antara/Darwin Fatir
Petugas menujukkan sampel urine untuk diuji narkoba. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kecenderungan pecandu narkoba untuk kembali menggunakan narkoba atau relapse cukup tinggi. Sekitar 70 persen dari jumlah pecandu narkoba yang telah melalui program rehabilitasi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) cenderung mengulangi penyalahgunaan obat-obatan terlarang. 

“Karena itulah ada program pasca rehabilitasi. Setelah menjalani rehabilitasi, mereka harus mengikuti program lanjutan selama dua bulan, untuk mempersiapkan mereka untuk kembali bersinergi ke dalam komunitas," kata Deputi bidang Rehabilitasi BNN Diah Setia Utami setelah membuka lokakarya kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat tentang Pengurangan Permintaan Narkotika atau Drug Demand Reduction, di Jakarta, Selasa (20/3).

Diah mengatakan ada sekitar 18 ribu pecandu narkoba telah menjalani program rehabilitasi yang diselenggarakan oleh BNN. Sebanyak 3.600 di antaranya telah melewati skema pasca rehabilitasi dan siap untuk kembali beraktivitas.

Perkiraan ilmiah

Kepala Unit Pengurangan Permintaan Narkoba dari Biro Penegakan Hukum dan Anti Narkotika Internasional (INL) Washington DC Charlote Sisson mengatakan adanya relapse dalam proses rehabilitasi seorang pecandu narkoba memang telah diperkirakan. Bahkan, secara ilmiah.

"Kecenderungan untuk kembali menggunakan narkoba adalah bagian dari gangguan relapse kronik, atau 'Chronic Relapsing Disorder' yang diakibatkan dari penyalahgunaan dan kecanduan narkotika," jelas Charlotte.

Dia mengatakan terjadinya 'relapse' dapat dicegah dengan sistem dukungan yang terus-menerus dan konstan. "Ketika dukungan orang terdekat itu hilang, meski sesaat saja, maka celah untuk pecandu kembali menyalahgunakan narkoba menjadi jauh lebih besar, dan mereka cenderung jatuh kembali kesana. Jadi sangat penting untuk memberikan dukungan yang terus-menerus," paparnya.

Ia menambahkan hal tersebut memang membuat proses pemulihan menjadi berat dan memakan waktu yang lama. Namun, ada berbagai macam alternatif terapi yang dapat dijalani.

"Yang harus digarisbawahi adalah kita harus ingat bahwa kita bersentuhan dengan manusia juga, sehingga diperlukan adanya kesabaran, pengertian dan kepedulian terhadap pecandu itu sendiri, agar mereka juga bisa menjalani hidup yang produktif," katanya menutup.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement