Selasa 20 Mar 2018 13:37 WIB

Pelaku Penipuan ATM di Yogya Gunakan Seragam Bank

Modus pelaku memacetkan kartu ATM, lalu pura-pura menolong korban.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Pelaku pencurian ATM di minimarket Yogyakarta tertangkap. Polda DIY menggelar konferensi pers, Selasa (20/3) dan mengungkap pelaku memakai tusuk gigi, mengenakan seragam serta identitas bank demi meyakinkan korban.
Foto: Wahyu Suryana/Republika
Pelaku pencurian ATM di minimarket Yogyakarta tertangkap. Polda DIY menggelar konferensi pers, Selasa (20/3) dan mengungkap pelaku memakai tusuk gigi, mengenakan seragam serta identitas bank demi meyakinkan korban.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dirreskrimum Polda DIY baru saja menangkap belasan pelaku pencurian ATM yang kerap melancarkan aksinya di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Dalam melancarkan aksinya, pelaku bahkan memakai seragam dan tanda pengenal pegawai bank palsu.

Polda DIY berhasil menangkap setidaknya 17 pelaku pencurian ATM yang kerap beraksi di DIY. Lima pelaku ditangkap Polresta Yogyakarta, enam pelaku ditangkap Polres Sleman, dan enam pelaku lain ditangkap Polres Bantul.

Walau terdiri dari beberapa komplotan, semua kompotan pencuri itu menggunakan tusuk gigi setiap melancarkan aksinya. Tusuk gigi digunakan sebagai alat yang membuat kartu ATM calon-calon korbannya macet.

Tidak kurang enam kotak tusuk gigi dan 31 tusuk gigi lain disita polisi dari tangan para pelaku. Modus yang digunakan terbilang konvensional, jika dibandingkan teknik skimming yang belakangan terungkap di Jakarta.

Uniknya, sejumlah pelaku menerapkan sandiwara kecil dengan berperan sebagai pegawai bank. Bahkan, beberapa pelaku mengeluarkan modal terlebih dulu untuk membuat seragam dan tanda pengenal bank-bank yang menjadi target.

"Jadi seragam dan tanda pengenal itu biar meyakinkan korban, pura-pura membantu korban," kata Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Hadi Utomo, Selasa (20/3).

Kemudian, pelaku yang sudah dipercaya sebagai petugas atau pegawai bank korban, meminta korban untuk menghubungi saja call center yang tertera di mesin ATM. Padahal, nomor itu merupakan nomor komplotannya yang telah lebih dulu ditempel sebelum korban masuk.

Setelah itu, pelaku di sambungan nomor telepon tersebut menginstruksikan korban menekan tombol-tombol tertentu, yang intinya memberikan data ATM tersebut. Dari situlah pelaku dengan mudah mendapatkan PIN maupun keterangan kartu ATM lain.

Kali ini, komplotan-komplotan tersebut cukup pintar karena mereka langsung melepaskan stiker-stiker call center palsu setelah mendapatkan korban. Hal itu dilakukan demi menghapuskan jejak agar tidak mudah dilacak.

Namun, sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga benar-benar terjadi. Pasalnya, dari begitu banyak stiker yang dilepas setelah beraksi, ada satu stiker yang tertinggal dan lupa untuk dilepaskan.

"Nah, kita mengembangkan penyelidikan dari temuan satu stiker call center yang tertinggal tersebut," ujar Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Anggaito Hadi Prabowo, saat menghadiri konferensi pers di Polda DIY.

Kasatreskrim Polres Sleman, AKP Rony Are Setia menuturkan, di Kabupaten Sleman kerugian yang diakibatkan pencurian-pencurian itu mencapai Rp 20 juta. Namun, angka itu baru didapatkan dari korban-korban yang sudah melaporkan.

Diyakini ada Rp 1 miliar lebih kerugian yang diakibatkan aksi 17 pelaku pencurian ATM itu. Pasalnya, dari tangan pelaku diamankan setidaknya 16 kartu ATM BRI, 11 kartu ATM BCA, 9 kartu ATM BNI dan 12 kartu ATM Mandiri, 36 kartu ATM bank-bank lain dan bermacam kartu ATM kedaluwarsa. "Jadi Rp 20 jutaan yang ada di Sleman itu baru yang terungkap (tangkap tangan) dan yang melaporkan," kata Rony.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement