Selasa 20 Mar 2018 02:02 WIB

Gus Ipul Yakin Jatim Bisa Perluas Pasar Ekspor Mebel

Prosentase produk mebel di Jatim menyumbang 52 persen untuk kebutuhan mebel nasional.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berkomitmen memperkuat pengrajin mebel di masa pemerintahannya jika kelak terpilih.  Harapannya, Jawa Timur bisa menjadi raja mebel baik dalam pasar lokal maupun internasional.

"Jawa Timur memiliki potensi untuk mengembangkan sektor mebel. Saat ini sudah banyak pengerajin yang tembus ke pasar luar negeri. Di antaranya bahkan sampai di Amerika," ujarnya saat mengunjungi PT Kurnia Anggun, Mojokerto, Senin (19/3).

Gus Ipul lantas mencontohkan PT Kurnia Anggun yang sukses memasarkan produknya sampai di Amerika. Seperti diketahui, perusahaan yang sudah berdiri sejak 1986 ini sukses menembus ke pasar internasional untuk ekspor beberapa produknya.

"Padahal kita tahu bahwa menembus pasar ekspor itu tidak mudah. Perlu kualitas yang benar-benar teruji. Sehingga, ini pencapaian yang layak mendapatkan apresiasi," kata Gus Ipul.

Gus Ipul menjelaskan, saat ini prosentase produk mebel di Jatim menyumbang 52 persen untuk kebutuhan mebel nasional. Meskipun demikian, pengerajin mebel di Jawa Timur tetap menghadapi banyak tantangan. Terutama, terkait regulasi impor yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.

"Regulasi ini keputusannya ada di Jakarta. Oleh karena itu, kami akan menjembatani agar aturan ekspor maupun impor itu bisa lebih leluasa," kata Gus Ipul

Permasalahan kedua, kata dia, terkait persaingan pasar. Saat ini, produk asal Jatim bersaing dengan produk dari negara lain, seperti Vietnam. Maka, untuk menjawab tantangan tersebut, menurutnya perlu meningkatkan kualitas produksi dan juga mengembangkan pasar.

"Pasar konvensional saat ini kan seperti Amerika, Tiongkok, Jepang, Korea, hingga Eropa Barat. Nah, kita bisa mengembangkan ke negara lain," ujar Gus Ipul.

Kemudian, permsalahan ketiga menurutnya adalah permasalahan daya saing. Gus Ipul mengatakan, permasalahan tersebut bisa diatasi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

"Peningkatan SDM bisa dilakukan bisa melalui pelatihan, peningkatan disiplin, dan komitmen. Ini kan padat karya, kalau ini berkembang maka otomatis akan ikut membuka lapangan pekerjaan," kata Gus Ipul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement