REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Asosiasi Petani Berkah Alam Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar) menyampaikan dukungannya kepada Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB). Mereka meminta TGB untuk maju dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
Ketua Asosiasi Petani Berkah Alam Tasikmalaya Eko Kurnia mengatakan, Berkah Alam Tasikmalaya sudah mendeklarasikan dukungannya pada empat hari lalu. Kedatangan TGB di Tasikmalaya pada Kamis (15/3) dimanfaatkan pada petani Berkah Alam Tasikmalaya menyampaikan dukungannya secara langsung.
Eko menilai, TGB merupakan figur pemimpin yang memiliki keberpihakan kepada para petani. Hal ini ditunjukan dengan kondisi sektor pertanian di NTB. Keseriusan TGB dalam mengembangkan sektor pertanian di NTB diharapkan bisa diperbesar hingga ke skala nasional jika diamanahi menjadi pemimpin bangsa ke depan.
"Kalau jadi Tuan Guru menjadi presiden atau wapres, kita berharap keberpihakan bapak di level NTB bisa dilanjutkan di nasional," ujar Eko di Ponpes Cintawana, Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), Kamis (15/3).
Eko menambahkan, aspek spiritual yang sangat kental dalam setiap pembangunan yang dijalankan TGB, menjadi alasan lain di balik dukungan Berkah Alam Tasikmalaya.
"Itu salah satunya karena dengan spiritual petani bahwa kita petani itu harus memikirkan juga di lingkungan hidup," lanjut Eko.
Di tempat yang sama, Ketua Komite Penyelamat Lingkungan Hidup (KPLHI) Jabar, Iwan mengatakan nama TGB sudah semakin terdengar di Jawa Barat. "Semoga yang diniatkan ini bisa terwujud," ucap Iwan.
Iwan juga menyampaikan beberapa persoalan yang menghimpit aspek lingkungan hidup di Jawa Barat, mulai dari alih fungsi lahan pertanian, masifnya pembangunan industri, persoalan sampah, dan banyaknya petani yang kehilangan aset lahan.
"Jawa Barat telah tejadi banyak perubahan dan alih fungsi lahan, dari Bekasi, Karawang, dan lainnya, industri sudah ribuan, yang tadinya banyak pohon sekarang banyak gedung akhirnya banyak perubahan budaya dan ekosistem alam," kata Iwan.
Iwan menilai, Jawa Barat mengalami krisis agraria lantaran banyak tanah yang dimiliki asing. Kebanyakan petani di Jawa Barat, kata Iwan, adalah petani buruh yang menggarap di lahan orang lain karena tidak memiliki lahan sendiri.
"Tanah jangan sampai dikuasai asing, Jawa Barat harus ada lembaga adat yang memiliki kebijakan agar bisa menjaga keagrariaan," lanjut Iwan.