REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek memastikan implementasi uji coba rekayasa lalu lintas ganjil-genap sejak Senin (12/3) terbukti efektif menekan volume kendaraan di lintasan tol hingga 30 persen dari kondisi normal 2.600 kendaraan. Laju kendaraan juga meningkat hingga mencapai 60 sampai 80 km/jam.
"Situasi ini terjadi karena tiga hal, pertama pengaruh perpindahan pengendara pribadi ke angkutan umum massal, pemanfaatan jalur alternatif dan pergerakan kendaraan yang lebih awal dari pemberlakuan ganjil-genap," kata Deputi General Manager Traffic Management Tol Jakarta-Cikampek Cece Kosasih di Bekasi, Selasa (13/3).
Menurut dia, penurunan volume kendaraan itu juga berdampak positif pada laju kendaraan di dalam tol dari semula hanya berkisar 20-30 km/jam, kini diklaim mencapai 60-80 km/jam.
Dikatakan Cece, situasi itu terjadi pada jam penerapan ganjil-genap mulai 06.00-09.00 WIB untuk kendaraan dari arah Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur yang mengarah ke Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, sejumlah gerbang tol alternatif seperti GT Cikunir 1 dan GT Cikunir 3 yang diprediksi dilalui kendaraan yang gagal masuk di GT Bekasi Barat dan Bekasi Timur nampak tidak menunjukan lonjakan volume kendaraan yang signifikan.
"Kendaraan yang pindah ke GT Cikunir 3 meningkat 162 persen dari volume lalin hari biasa hanya dari 400-an unit. Sedangkan Cikunir 1 meningkat 24 persen dari sutuasi normal," katanya.
Cece mengatakan, volume kendaraan di sekitar lokasi genjil-genap saat ini telah terpecah ke sejumlah lintasan tol alternatif seperti Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Jakarta Outer Ring Road (JORR).
Pihaknya mencatat lonjakan volume kendaraan justru terjadi sebelum pemberlakuan ganjil genap sekitar pukul 04.00-06.00 WIB yang sempat mengalami antrean masuk ke GT Bekasi Barat dan Bekasi Timur pada hari pertama pemberlakuan.
"Namun pada hari kedua ini kepadatan menjelang pintu tol sudah mulai cair, sebab banyak juga yang memutuskan berpindah ke Bus Transjakarta atau Trans Jabodetabek. Saya lihat sebelumnya okupansi bus umum di bawah 50 persen, sekarang sudah full," katanya.