Senin 12 Mar 2018 12:59 WIB

DPP PDIP Sambut Baik Sinyal Demokrat Gabung Koalisi Jokowi

Niat Demokrat bergabung harus demi memenangkan Jokowi dan pemerintahan yang solid.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
 Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, Presiden RI Joko Widodo, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang yudhoyono, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan (kiri ke kanan)   usai melakukan pemukulan gong dalam   pembukaan  Rapimnas Partai Demokrat di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, Presiden RI Joko Widodo, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang yudhoyono, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan (kiri ke kanan) usai melakukan pemukulan gong dalam pembukaan Rapimnas Partai Demokrat di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Andreas Hugo Pareira menyambut baik isyarat Partai Demokrat yang membuka kemungkinan ingin bergabung dengan koalisi pemerintah bersama Joko Widodo (Jokowi). Meskipun, Partai Demokrat mengajukan beberapa syarat dalam memberikan sinyalemen bergabung tersebut.

"Kalau soal syarat ya bisa dibicarakan, tapi mungkin juga dalam proses koalisi perlu ada berawal dari niat kita untuk membangun suatu pemerintahan untuk memenangkan Jokowi dan membangun satu pemerintahan yang solid," ujar Andreas di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (12/3).

Menurut dia, tentu hal itu bisa tercapai setelah ada pembicaraan lebih lanjut antarpartai. Sejauh ini riwayat komunikasi antara PDIP dan Partai Demokrat juga telah berjalan baik.

"Banyak kali kita kerja sama dengan pemerintahan dan komunikasi berjalan. Komunikasi juga berjalan baik. Enggak ada hal yang terlalu menjadi kendala. Politik kan selama kita punya pandangan yang sama soal bangsa, punya visi misi sama, ya kenapa tidak, kita lihat depan," kata anggota Komisi I DPR tersebut.

Terkait adanya dorongan untuk memajukan sosok Ketua Komando Tugas Satuan Bersama (Korgasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden dari Jokowi, Andreas menilai hal itu perlu ada pembicaraan lanjut. Itu juga harus dibicarakan oleh partai koalisi pendukung Jokowi.

Sebab, sejumlah nama lain juga didorong untuk menjadi pendukung Jokowi. "Untuk seleksi dan dinamika politik ke depan dengan tentu dari pihak dari Jokowi dan parpol pendukung ada kriteria yang jadi pertimbangan," ujar Andreas.

Dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat kemarin, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo saling memberikan sinyal untuk pilpres 2019. SBY dalam sambutannya juga membuka dua kemungkinan, yakni mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri atau bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah.

"Pak Presiden, jika Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa menakdirkan, sangat bisa Partai Demokrat berjuang bersama Bapak," ujar SBY di pembukaan Rapimnas Partai Demokrat di Sentul International Convention Center, Bogor, Sabtu (10/3).

SBY menilai peluang koalisi bersama tersebut dapat tercapai jika memenuhi beberpaa hal. Pertama, koalisi maupun aliansi akan berhasil jika kerangka kebersamannya tepat. Kedua, lanjut SBY, koalisi juga akan berhasil jika visi dan misi platform pemerintahan untuk Indonesia 2019-2024 juga tepat dan disusun secara bersama oleh partai koalisi.

"Tentu Partai Demokrat ikut jadi bagian dalam menyusun agenda dan platform ke depan, itu yang kedua," ujar SBY.

Selain itu, presiden keenam RI tersebut mengatakan, koalisi akan berhasil maka haruslah solid dan kuat. Kemudian, yang tak kalah penting, antarpartai koalisi harus saling percaya dan saling menghormati.

"Ini sangat penting, koalisi adalah masalah hati. Kita bersama sama bersedia untuk berkoalisi satu sama lain. Partai Demokrat siap membangun koalisi seperti itu," ujar SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement