Rabu 07 Mar 2018 17:48 WIB

Duet Gatot dan TGB Bisa Jadi Alternatif di Pilpres 2019

Pengamat menilai TGB dan Gatot berpeluang menjadi paslon alternatif di pilpres.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
Foto: dok. Istimewa
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sosial politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun mengungkapkan, mantan panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang Zainul Majdi secara sosiologis memiliki peluang besar memenangkan pilpres 2019 bila keduanya berpasangan. "Secara sosiologis, dua-duanya punya potensi besar untuk menjadi capres dan cawapres. Ada peluang untuk memenangkan pertarungan dengan catatan memiliki strategi kampanye dan kerja-kerja partai pendukungnya yang maksimal," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (7/3).

Jika keduanya berpasangan, lanjut Ubedilah, ada potensi besar untuk meraup suara terbanyak di pilpres 2019. "Pertimbangannya, salah satu faktor pemenangan kontestasi itu kan seberapa besar kandidat memiliki social capital yang kuat, keduanya punya," ujarnya.

"Modal sosial Gatot di masyarakat Jawa, kemudian jaringan militer, dan jaringan di kalangan santri. Sementara, TGB itu selain di politik santri, juga karena dari Indonesia timur," kata Ubedilah melanjutkan.

Menurut Ubedilah, pasangan tersebut bisa menjadi alternatif, meski dilihat dari usia, Gatot tergolong tidak lagi muda. Sebab, di matanya, usia capres yang ideal adalah antara 40 sampai 50 tahun.

Ubedilah menilai parpol oposisi, baik dari Gerindra maupun PKS, perlu memunculkan tokoh muda untuk menjadi capres pada pilpres 2019. Ini untuk mengefisiensikan dana pemenangan capres 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement