Rabu 07 Mar 2018 17:11 WIB

BNPB Tetapkan Masa Darurat Banjir Dompu Tiga Hari

Kabupaten Dompu mendapat banjir kiriman dari Bima.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (5/3).
Foto: Dok. BPBD NTB
Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DOMPU -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengatakan, masa tanggap darurat banjir di Kabupaten Dompu, NTB, ditetapkan selama tiga hari. Kata Rum, Lingkungan Soriwono, Kelurahan Potu, Kecamatan Dompu menjadi lokasi terparah saat banjir pada Senin (5/3).

"Bupati telah menetapkan masa tanggap darurat selama tiga hari mengingat kondisi dan situasi pasca banjir secara umum tidak begitu parah," ujar Rum saat meninjau lokasi banjir di Lingkungan Soriwono, Kelurahan Potu, Kecamatan Dompu, NTB, Rabu (7/3).

Rum menyampaikan, Lingkungan Soriwono sebenarnya tidak layak sebagai tempat permukiman karena elevasinya sejajar dengan dasar sungai. Pemkab Dompu, lanjut Rum, sudah mengarahkan direlokasi namun masyarakat tetap berkeras untuk tetap tinggal di wilayah tersebut.

Mengenai penyebab utama banjir, ucap Rum, lantaran hujan yang sangat lebat di wilayah Desa Tambe di Kabupaten Bima. Kemudian, Kabupaten Dompu mendapat banjir kirimannya, dan ditambah kondisi sungai-sungai yang ada di Kabupaten Dompu mengalami penyempitan dan pendangkalan sehingga warga yang terdampak semuanya yang bertempat tinggal di sepanjang bantaran sungai.

"Solusi ke depan harus dilakukan normalisasi sungai dan Alhamdulillah kegiatan ini akan dilakukan oleh BWS (Balai Wilayah Sungai), namun ada beberapa titik tanggul sungai yamg jebol," kata Rum.

BPBD NTB telah menurunkan tiga personil selama tanggap darurat untuk melakukan pendampingan. Untuk logistik, kata Rum, tersedia untuk tujuh hari ke depan. Secara umum keadaan saat ini sudah normal, kecuali beberapa rumah yang masih dalam proses pembersihan.

"Selama ini tidak ada titik pengungsi, mereka lebih memilih tinggal di rumah warga atau keluarga yang juga merupakan tetangga mereka sendiri di lokasi yang lebih tinggi," kata Rum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement