Rabu 07 Mar 2018 08:18 WIB

Konsep Sabuk Nusantara untuk Trotoar Jalan Sudirman-Thamrin

Trotoar Sudirman-Thamrin disebut akan jadi ruang ekspresi budaya nusantara.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Nur Aini
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan konsep baru penataan jalan dan trotoar Sudirman-Thamrin di Balai Kota, Selasa (6/3).
Foto: Republika/ Mas Alamil Huda
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan konsep baru penataan jalan dan trotoar Sudirman-Thamrin di Balai Kota, Selasa (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyosialisasikan konsep baru penataan jalan dan trotoar sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin. Dalam desain baru trotoar di koridor ini, perancangannya memasukkan nuansa kebudayaan nusantara.

"Bahkan Jalur Sudirman-Thamrin ini kita sebut dengan istilah sabuk nusantara, karena di sana ada ruang-ruang ekspresi berbagai budaya di nusantara ini," kata dia di Balai Kota, Selasa (6/3).

Anies mengatakan, di beberapa titik trotoar Sudirman-Thamrin akan disediakan ruang untuk kegiatan kesenian dan kebudayaan. Ia menyebut ada titik-titik di sepanjang jalan itu yang memungkinkan digunakan untuk hal-hal terkait dengan kegiatan seni dan budaya.

Anies merombak konsep awal penataan jalan dan trotoar di Sudirman-Thamrin dari yang dirancang di era mantan gubernur Djarot Saiful Hidayat yang tidak mengakomodasi pemotor di jalan protokol tersebut. Ia ingin Sudirman-Thamrin jadi cerminan bahwa Jakarta milik semua.

Trotoar dan jalan di sepanjang Sudirman-Thamrin dirancang untuk mewujudkan jalur pedestrian yang lebih ramah bagi para pejalan kaki. Area penataan jalan dan trotoar yakni Patung Pemuda, Simpang Susun Semanggi, Bundaran HI, hingga Patung Kuda Arjuna Wiwaha.

Di trotoar juga akan ada walk of fame atlet-atlet berprestasi yang telah mengharumkan nama Indonesia dengan segala kisahnya. Terkait lebar trotoar akan bervariasi tergantung kondisi yang ada sekarang. Rata-rata lebar trotoar antara 10 hingga 12 meter.

Dalam desain baru juga telah mengakomodasi motor. Jalur untuk motor telah ada dalam rancangan tersebut. Motor akan berada dalam satu jalur dengan bus reguler di sisi paling kiri. Lajur untuk kedua jenis kendaraan tersebut dipisah dengan pembatas. Sementara Bus Transjakarta akan tetap berada pada lajur khususnya.

Tidak ada jalur cepat atau lambat dalam desain baru, semuanya digabung. Pembatas antara jalur cepat dan lambat yang ada pohonnya akan dihilangkan. Namun, pepohonan semua yang ada di tengah akan dipindah ke pedestrian. Pepohonan yang ada di jalan tersebut diklaim jumlahnya tidak berkurang.

Anies memastikan tak akan ada pedagang kaki lima (PKL) di trotoar dalam konsep baru ini. Di sepanjang trotoar jalan protokol dari Patung Senayan hingga Patung Kuda itu akan sepenuhnya diperuntukkan bagi pejalan kaki. "Trotoar sepanjang Sudirman-Thamrin bukan tempat berjualan PKL, di sini tempat untuk pejalan kaki, tidak ada yang lain," kata dia.

Namun, Anies mengaku akan ada kios-kios di trotoar sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin. Namun, kios tersebut tidak berjualan makanan maupun minuman, melainkan kios penunjang yang relevan dengan kegiatan di tempat tersebut. Anies menyebut kios itu nantinya akan berjualan majalah, koran hingga penjualan kartu Transjakarta.

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini juga menyebut akan dibuat trotoar dengan lantai dari kaca di titik tertentu di Jalan Sudirman-Thamrin. Anies mengatakan, hal itu bisa menampakkan apa yang ada di dalam trotoar sehingga bisa menjadi sarana pembelajaran untuk masyarakat.

"Utilitas yang ada di bawah trotoar akan disiapkan untuk bisa dilihat, nanti ada ruang-ruang kaca yang akan bisa dilihat. Sehingga bagi anak-anak sekolah, atau bagi kita bisa menyaksikan apa saja yang ada di bawah trotoar," katanya.

Dia juga meminta pemilik gedung merombak pagar masing-masing seiring penataan trotoar dan jalan ini. Anies ingin pagar gedung-gedung itu dibuat lebih soft yang berarti bukan dari beton-beton yang menjulang tinggi.

Ia mencontohkan, pagar atau pembatas soft bisa berasal dari tanaman yang ketinggiannya tidak mudah dilewati tapi tak menghalangi pandangan atau dibuatkan kolam yang lebarnya sulit untuk dilewati. Cara itu, kata dia, lebih memperindah pemandangan seiring penataan jalan dan trotoar di sepanjang koridor Sudirman-Thamrin.

"Kita sudah luaskan trotoarnya, jangan sampai di kanan kirinya gedung-gedung dengan benteng-benteng, tembok-tembok yang kokoh, besar, tinggi. Kita ingin membuka suasananya jadi berbeda," ujar dia.

Anies mengatakan telah menyampaikan kepada pemilik gedung di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin untuk mengubah desain pagar. Desain pagar tak harus sama. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pemilik gedung terkait desain. Hal yang terpenting, kata Anies, adalah pagar atau pembatas yang terlihat soft.

"Rancangan pembatas yang soft itu banyak sekali contohnya. Tinggal kreativitas mereka, tidak usah diseragamkan, biarkan pembatasnya beragam karena itu akan membuat koridornya jadi lebih indah nantinya," katanya.

Sementara itu, anggota DPRD DKI Jakarta Bestari Barus berharap konsep baru penataan jalan dan trotoar di Sudirman-Thamrin dibarengi penegakan hukum yang tegas. Pemprov DKI, menurutnya, harus berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk memastikan konsep baru penataan tersebut berjalan semestinya saat tahap pelaksanaan nanti.

"Kalau tujuannya penataan mudah-mudahan telah dikonsultasikan ke pihak kepolisian khususnya Polda Metro Jaya," kata dia saat dihubungi Republika.co.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement