Selasa 19 Jul 2022 20:02 WIB

Pemkot Tasikmalaya Diminta Kaji Ulang Proyek Penataan Trotoar

Proyek penataan itu dikeluhkan sejumlah pedagang yang berjualan di wilayah tersebut.

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Sebagian ruas lajur di Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, ditutup pada Selasa (19/7/2022). Pemkot Tasikmalaya saat ini sedang melaksanakan proyek penataan trotoar di ruas jalan itu.
Foto: bayu adji
Sebagian ruas lajur di Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, ditutup pada Selasa (19/7/2022). Pemkot Tasikmalaya saat ini sedang melaksanakan proyek penataan trotoar di ruas jalan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Sebagian ruas jalur di Jalan KH Z Mustofa dan Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya ditutup sejak Senin (18/7/2022). Penutupan itu dilakukan karena saat ini sedang dilakukan proyek penataan trotoar di kawasan yang merupakan pusat pertokoan tersebut.

Namun, proyek penataan itu dikeluhkan sejumlah pedagang yang berjualan di wilayah tersebut. Pasalnya, rencana penataan trotoar itu tak sesuai dengan karakteristik wilayah di Jalan Cihideung. Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya berencana menjadikan Jalan Cihideung menjadi sepenuhnya untuk pedestrian.

Baca Juga

"Penutupan jalan ini perlu dipertimbangkan," kata salah seorang pedagang sekaligus warga di Jalan Cihideung yang terdampak proyek itu, Ferey Herman (52 tahun), Selasa (19/7/2022).

Ia mengaku mendukung rencana pemerintah yang ingin mempercantik kawasan Jalan Cihideung. Namun, dampak ekonomi dan sosial akibat pembangunan itu harus dipertimbangkan. Sebab, selama ini aspirasi warga dan pedagang di Jalan Cihideung tak terakomodir oleh pemerintah setempat.

Ferey menilai, dalam gambaran desain penataan yang terpampang di samping proyek itu, Jalan Cihideung akan ditata seperti Jalan Malioboro di Kota Yogyakarta. Padahal, Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya merupakan pusat niaga, di mana toko-toko di kawasan itu menjual barang besar.

Ketika Jalan Cihideung sepenuhnya dijadikan pedestrian, kebutuhan transportasi pedagang dan konsumen akan menjadi masalah. "Kalau di sana ada yang mau beli kain dengan jumah bal-balan, mau seperti apa mengangkutnya. Itu harus dipikirkan," ujar Ferey.

Selain itu, di Jalan Cihideung juga banyak warga yang rumahnya tak memiliki pintu belakang. Sementara kendaraan nantinya tak diperbolehkan lewat jalan itu. Sementara kantong parkir rencananya akan dibuat di Jalan Pemuda, yang notabene cukup jauh dari Jalan Cihideung. Karena itu, perlu penyesuaian dalam melaksanakan proyek penataan trotoar tersebut. "Akses jalan itu seharusnya tidak bisa ditutup total. Karena itu kan pusat ekonomi, bukan destinasi wisata," kata dia.

Salah seorang pemilik toko lainnya di Jalan Cihideung, Andi (55), juga menolak jika akses kendaraan ke Jalan Cihideung ditutup dan hanya jadi kawasan pedestrian. Ia tak bisa membayangkan apabila akses kendaraaan di jalan itu ditutup. "Bagaimana kalau ada yang sakit, ada kebakaran dan kejadian urgen. Masa dari ruko harus ditandu dulu ke Jalan HZ Mustofa," kata lelaki yang juga warga setempat.

Menurut dia, Jalan Cihideung bukanlah objek wisata, melainkan pusat perdagangan. Apabila tak ada akses kendaraaan di kawasan itu, toko-toko pasti akan mati. "Masyarakat yang datang itu bukan mau jalan-jalan tapi mau berbelanja. Ini beda sama Malioboro," kata dia.

Berdasarkan data yang dihimpun Republika, Pemkot Tasikmalaya mengerjakan proyek penataan trotoar di Jalan KH Z Mustofa dan Jalan Cihideung, sejak Senin kemarin. Trotoar di Jalan KH Mustofa akan diperlebar menjadi sekitar 4,5 meter di sebelah kiri dan 5-5,5 meter di sebelah kanan. Semantara Jalan Cihideung akan sepenuhnya dijadikan kawasan khusus pedestrian.

Berdasarkan laporan anggaran yang terpajang di lokasi proyek, penataan trotoar di Jalan KH Z Mustofa dilaksanakan oleh CV Guna Bangun dengan nilai kontrak proyek itu sebesar Rp 4.477.629.000. Sementara penataan trotoar di Jalan Cihideung dilaksanakan oleh CV Cahaya Terang dengan nilai kontrak Rp 5.489.410.000. Kedua proyek itu ditarget selesai selama 110 hari kerja.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, mengatakan, pihaknya masih memungkinkan adanya akses di Jalan Cihideung. Meski jalan itu akan dijadikan kawasan untuk pedestrian, bukan berarti kendaraan tak bisa melintas. "Karena kan ada aspirasi dari warga setempat. Namun secara teknis pengaturannya seperti apa, belum matang. Yang penting pekerjaannya jalan dulu," katanya.

Meski begitu, menurut dia, sisi Jalan Cihideung kemungkinan tak akan bisa lagi dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan. Saat ini, Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya sedang mengkaji terkait kantong parkir. "Nanti kami identifikasi lagi. Konstruksinya mungkin akan sesuai rencana, tapi fungsionalnya mungkin akan disesuaikan," kata dia.

Ihwal pengerjaan yang menggangu aktivitas para pedagang dan warga, Ivan mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi. Pihaknya juga tetap memberi akses kepada warga dan pedagang yang beraktivitas."Mohon maklum lah. Ini kan hanya sementara," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement