REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyebutkan, capaian dana desa menginjak tahun keempat cukup memuaskan. Hal itu berdasarkan pada beberapa indikator.
Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi menjelaskan, indikator pertama yaitu dilihat dari hasil survei Badan Pusat Statistika (BPS) yang menyatakan, adanya penurunan angka kemiskinan yang cukup signifikan di pedesaan. Yakni turun sekitar 7,2 persen.
"Kedua, capain dana desa untuk pembangunan infrastruktur pedesaan juga cukup terlihat perbedaanya. Mulai dari pembangunan jalan desa, jembatan, irigasi, air bersih itu sudah menyasar banyak desa tertinggal," kata Anwar ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (4/3).
Indikator selanjutnya, kata Anwar, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dana desa mulai tumbuh. Selain itu, masyarakat juga mulai mengaktifkan kembali modal sosial di pedesaan seperti, musyarawah desa.
"Adanya musyawarah desa itu, jadi masyarakatnya sendiri yang mengatur dana desa untuk pembangunan apa saja, dan hal teknis lainnya," kata Anwar menambahkan.
Begitupun halnya dengan program padat karya. Dia menilai, adanya program tersebut telah membantu masyarakat untuk bisa memahami bagaimana cara mengelola keuangan dan berdikari. Sebab, program padat karya melibatkan partisipasi masyarakat.
"Kan biasanya kalau bangun apa-apa itu pakai jasa kontruksi. Nah dengan program padat karya jadinya semua dikelola oleh masyarakat, itu baik bagi masyarakat," kata Anwar.