Jumat 02 Mar 2018 00:13 WIB

Ribuan Warga Kuningan Masih Mengungsi Akibat Gerakan Tanah

Potensi bencana longsor masih terus mengintai pada bulan ini.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).
Foto: bpbd.kuningankab.go.id
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Ribuan warga di sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan hingga kini terpaksa masih mengungsi akibat bencana gerakan tanah dan longsor. Potensi bencana itu pun masih terus mengintai pada bulan ini.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, menyebutkan, hingga Rabu (28/2) pukul 20.00 WIB, dampak dari bencana gerakan tanah dan longsor masih terjadi di beberapa desa. Yaitu, Desa Margacina dan Desa Jabranti Kecamatan Karangkancana, Desa Pinara, Desa Gunungmanik dan Desa Pamupukan Kecamatan Ciniru, Desa Cipakem Kecamatan Maleber dan Desa Situgede Kecamatan Subang.

Di Desa Margacina Kecamatan Karangkancana tercatat pengungsi total yang sudah dievakuasi ada 665 jiwa dan di Desa Jabranti ada 467 KK, 1.333 jiwa warga yang terdampak. Di Desa Pinara, Kecamatan Ciniru, jumlah warga yang mengungsi ada 338 KK, 1.199 jiwa, di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru semula ada 92 KK, 390 jiwa yang mengungsi.

Namun kini, warga Desa Gunungmanik yang mengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Namun, mereka akan kembali mengungsi jika curah hujan tinggi. ''Karenanya, posko di halaman Balai Desa Gunungmanik tetap didirikan untuk mengantisipasi warga yang kembali mengungsi jika curah hujan tinggi,'' terang Agus.

Sementara itu, di Desa Pamupukan, Kecamatan Ciniru, ada 38 KK, 123 jiwa yang terdampak bencana tersebut. Di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, warga yang mengungsi ada 187 KK, 644 jiwa.

''Pelaksanaan evakuasi warga di  Desa Cipakem dinyatakan selesai. Hanya ada dua KK, lima jiwa di Dusun Rebo RT 13 RW 04 yang menolak untuk dievakuasi,'' kata Agus.

Untuk Desa Situgede, Kecamatan Subang, tepatnya di Dusun Hunjungan, tercatat ada 57 KK, 200 jiwa yang mengungsi jika intensitas curah hujan tinggi. Kondisi serupa juga dialami 43 KK, 134 jiwa warga di Dusun Ragawangsa, yang juga mengungsi jika curah hujan tinggi.

"Warga harus selalu waspada dan hati-hati karena curah hujan saat ini masih tinggi," tutur Agus.

Sementara itu, berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, yang diperoleh Humas Setda Kabupaten Kuningan, ada 28 kecamatan di Kabupaten Kuningan yang berpotensi gerakan tanah pada Maret 2018. Yakni, Kecamatan Ciawi Gebang, Cibeureum, Cibingbin, Cidahu, Ciganda Mekar, Cigugur, Cilebak, Cilimus, Cimahi, Ciniru, Cipicung, Ciwaru, Darma, Garawangi, Jalaksana, Japara, Kadugede, Kalimanggis, Kramatmulya, Kuningan, Labakwangi, Lebakwangi, Luragung, Maleber, Mandirancan, Pancalang, Pasawahan dan Selajambe. Daerah-daerah itu mengalami potensi gerakan tanah menengah tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement