REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan, sebanyak 102 kabupaten telah siap melaksanakan Program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Tak hanya pemerintah daerah, program itu bahkan telah menarik perhatian lebih dari 40 dunia usaha dan 8 perbankan.
“Saya senang karena dari daerah yang mengikuti program Prukades ini lebih dari yang kita harapkan. Yang mendaftar hari ini sudah 102 daerah,” ujarnya pada rapat persiapan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Desa PDTT, pemda, dan mitra usaha dalam rangka pengembangan Prukades di Balai Makarti Muktitama Kemendes PDTT, Jakarta Selatan, Rabu (28/2).
Dalam siaran pers, Eko menjelaskan, Prukades merupakan salah satu cara agar sumber daya yang dimiliki Indonesia terfokus pada satu lokus. Dengan begitu, satu lokus yang dikeroyok berbagai pemegang kepentingan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, akan memberikan hasil yang lebih besar. Lahan tandus di Kabupaten Sumba Timur misalnya, berhasil disulap menjadi perkebunan tebu dan sisal melalui program Prukades.
“Sumba Timur ini tanahnya tandus, tidak pernah ditanami. Kita bekerja sama dengan satu perusahaan swasta untuk membuat perkebunan tebu, investasinya Rp 4 triliun. Bayangkan kalau tidak digerebek, bagaimana Rp 4 triliun hanya untuk satu lokasi. Dengan bisnis model ini, masyarakat setempat akan memperoleh pendapatan Rp 85 Juta per tahun,” ujarnya.
Pada pertemuan tersebut, pemda dan dunia usaha yang akan bekerjasama diminta untuk menentukan fokus produk unggulan yang akan dikerjasamakan dalam program Prukades. “Kita ingin Prukades menjadi satu gerakan nasional yang didukung oleh seluruh pemerintah daerah di Indonesia,” ujar Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi.