Rabu 28 Feb 2018 15:14 WIB

Bareskrim: Enam Admin Muslim Cyber Army Telah Ditangkap

The Family MCA yang beranggotakan sembilan orang ini sifat kelompoknya rahasia.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andri Saubani
Pihak Ditsiber Bareskrim Polri malakukan konferensi pers di gedung Bareskrim, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (28/2), terkait penangkapan enam tersangka dari grup The Family MCA yang diketahui melakukan penyebaran kebohongan dan ujaran kebencian di media sosial.
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Pihak Ditsiber Bareskrim Polri malakukan konferensi pers di gedung Bareskrim, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (28/2), terkait penangkapan enam tersangka dari grup The Family MCA yang diketahui melakukan penyebaran kebohongan dan ujaran kebencian di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri menyatakan, telah menangkap enam administrator grup The Family Muslim Cyber Army yang diduga menyebarkan hoaks dan provokasi bernuansa SARA. Hal ini diungkapkan dalam keterangan pers Ditsiber Bareskrim Polri di gedung Bareskrim, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (28/2).

"Ada satu tim namanya Tim Sniper. Mereka grup tertutup dengan jumlah 177 anggota dan di dalamnya ada jaringan lain bernama The Family Team Cyber yang enam adminnya yang sudah kami tangkap ini," ujar Direktur Ditsiber Brigadir Jenderal Polisi Fadil Imran, Rabu (28/2).

The Family MCA yang beranggotakan sembilan orang ini sifat kelompoknya rahasia. Dalam grup ini berisi orang-orang yang memiliki pengaruh dalam grup lainnya untuk mengatur dan merencanakan sebuah berita agar dapat diviralkan secara terstruktur.

Mereka juga bertugas melakukan report terhadap akun yang dianggap menjadi lawan atas isu mereka, melakukan take down, serta menyebarkan virus agar kelompok lawan perangkatnya tidak bisa beroperasi. Orang-orang yang masuk dalam Tim Sniper dan The Family MCA ini merupakan orang-orang yang telah lolos tes dan dibayar.

Terpisah, Kabareskrim Komisaris Jenderal Polisi Ari Dono Sukamto menyatakan, Isu-isu hoaks yang disebarkan kelompok MCA umumnya terkait paham komunisme dan penganiayaan ulama. Keberadaan kelompok MCA mirip dengan kelompok penyebar hoaks Saracen yang telah diungkap polisi.

"Ya kalau putar balik fakta, ya faktanya demikian. Seperti yang saya sampaikan di MUI, ini mana yang benar? Jadi sekarang sudah bisa kita buktikan adanya suatu pemberitaan di media sosial, yang faktanya tidak seperti itu. Kita proses ini," ujar Ari Dono, Rabu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement