Jumat 23 Feb 2018 16:00 WIB

Kisah Perjuangan Mengajukan Cerita Panji ke UNESCO

Perpusnas mengirimkan 76 naskah untuk dinominasikan ke MoW UNESCO.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
UNESCO
Foto: [ist]
UNESCO

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia memiliki banyak sekali dongeng yang berasal dari sejarah leluhur. Salah satunya cerita Panji yang berisi kisah-kisah kepahlawanan dan cinta. Cerita rakyat seperti Keong Emas, Ande-Ande Lumut dan Golek Kencana merupakan turunan dari Panji. Lantaran banyak cerita yang saling berbeda tapi saling berhubungan, cerita-cerita berbagai versi ini masuk dalam satu kategori yang disebut Lingkup Panji.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era BJ Habibi, Wardiman Djojonegoro berupaya menggalang dukungan agar Cerita Panji masuk Ingatan Kolektif Dunia atau Memory of World (MoW) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Wardiman sempat mengungkapkan proses pengajuan naskah Cerita Panji ke UNESCO ketika Kuliah Umum di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bertajuk Proses Pengajuan Naskah Cerita Panji sebagai MoW. Ia menilai betapa berharganya sejarah yang dimiliki Indonesia. Awalnya, Wardiman ingin mendaftarkan Cerita Panji ke MoW karena ingin luruskan cerita perjuangan Pangeran Diponegoro. Terutama, setelah tiga hari membaca buku setebal 900an halaman karya Pieter Carey.

"Saat itulah saya tergugah untuk mendaftarkan Cerita Panji ke MoW," kata Wardiman di Ruang Ki Hadjar FIS UNY, Rabu (21/2) lalu.

Untuk itu, sejak 2015 ia menggalang dukungan sampai akhirnya pada 1 April 2016, Perpusnas mengirimkan 76 naskah untuk dinominasikan ke MoW UNESCO. Selanjutnya, diputuskan mengajak Perpustakaan Nasional baik Asia maupun Eropa yang memiliki naskah Panji ikut nominasi.

Harapannya, nominasi bersama Perpusnas Malaysia, Kamboja, Thailand, British Library dan Universitas Leiden ini memperkuat kesempatan untuk terpilih. Ide ini pun disambut baik, dan British Library sesuai aturan hanya mendukung dengan mengirimkan Letter of Support.

Pada Februari 2017, tiga negara ikut menandatangani nominasi. British Library mengirim dukungan dengan Letter of Support, Thailand tidak menandatangani nominasi, Indonesia kirim 76 naskah, Malaysia tujuh naskah, Kamboja satu naskah dan Leiden melampirkan 252 naskah.

Istimewanya, 252 naskah Panji yang dikirim Universitas Leiden berasal dari berbagai daerah dengan delapan bahasa lokal. Akhirnya, keputusan dari MoW UNESCO diumumkan pada Oktober 2017, dan cerita Panji resmi tercatat dalam MoW UNESCO.

"Mudah-mudahan, setelah mendengar cerita ini saudara terpanggil, bahwa mempelajari sejarah itu asyik, dan akan semakin menghargai sejarah," ujar Wardiman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement