REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel), Banten masih menunggu hasil laporan dari olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait kecelakaan bus di Tanjakan Emen dan mengakibatkan 25 orang rombongan dari Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat meninggal dan beberapa orang luka-luka.
"Untuk penyebabnya, kami masih menunggu laporan resmi dari Polres Subang," kata Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany di Tangerang, Ahad (11/2).
Saat ini, Pemkot Tangsel fokus pada penanganan korban yang meninggal dan luka-luka. Penanganan itu termasuk juga dua rombongan bus lainnya yang selamat dan kini telah kembali ke Tangsel.
"Kami fokus pada pengembalian jenazah kepada keluarga dan membantu pengobatan yang luka-luka karena semuanya warga Tangsel," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, tiga bus rombongan tidak seluruhnya anggota Koperasi namun terdapat warga lainnya. "Tidak semua anggota koperasi, ada kader Posyandu dan lainnya karena di Tangsel erat sekali keguyupannya, mereka sekalian rekreasi," ujarnya.
Menurutnya, bus yang mengalami kecelakaan adalah bus yang pertama dan diikuti oleh bus kedua serta ketiga. "Usai rapat anggota di Lembang mereka berangkat lagi ke Ciater. Kebetulan bus pertama yang penumpangnya banyak daripada bus lainnya, belum sampai tujuan mereka mengalami kecelakaan," kata Airin.
Bus yang ditumpangi rombongan dari Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat Tangsel sedang berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu. Saat akan pulang melalui Subang kota tepatnya di tanjakan Emen, bus oleng dan menabrak sepeda motor hingga akhirnya menabrak tebing dan terguling. Namun, untuk memastikan penyebab terjadinya kecelakaan itu, polisi masih melakukan pendalaman terkait kejadian sebenarnya dengan meminta keterangan saksi-saksi.