Ahad 11 Feb 2018 13:08 WIB

Dahnil: Ada Upaya Mempersalahkan Novel Baswedan

Jangan sampai lambatnya pengungkapan kasus ini justru menyalahkan Novel

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: dok. Pribadi
Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, komisioner Ombudsman yang menyatakan Novel Baswedan belum diperiksa atau belum dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP) adalah pernyataan yang membingungkan publik.

"Saya tidak paham apa maksud Adrianus menyampaikan berita menyesatkan seperti itu? Novel Baswedan sudah diperiksa secara projusticia oleh penyidik Polda Metrojaya, di Singapura sebelum operasi tahap pertama Novel dilakukan, terang Novel Sudah di BAP, bahkan satu hari setelah penyerangan banyak keterangan-keterangan juga sudah disampaikan Novel kepada pimpinan Kepolisian. Jadi, pernyataan Adrianus sesat dan menyesatkan," kata Dahnil.

Menurutnya, jangan sampai lambatnya pengungkapan kasus ini justru kesalahannya dialamatkan kepada Novel Baswedan sebagai korban. "Sudah menjadi korban kemudian dipersalahkan lagi. Terus terang saya semakin pesimis dengan itikad kepolisian dan berbagai pihak terkait dengan pengungkapan kasus ini. 306 hari sudah berlalu, oleh sebab itu TGPF sangat mendesak untuk dibentuk oleh Presiden Joko Widodo," ujarnya.

Diketahui, penyidik senior KPK Novel Baswedan masih berada di Singapura dan masih harus melakukan rangkaian proses pengobatan, khususnya terhadap mata kiri. Pada Ahad (11/2) hari ini tepat 10 bulan sejak penyiraman saat Novel dalam perjalanan dari masjid ke rumahnya usai shalat Subuh pada 11 April 2017.

Novel diserang dengan air keras dan kemudian dokter mendiagnosa sekitar 95 persen bagian mata kiri Novel rusak terpapar air keras tersebut. Hingga kini kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel masih misteri. Sampai sekarang, pihak Polda Metro Jaya belum mampu mengungkap motif di balik teror tersebut.

Perkembangan kasus itu sendiri, terakhir pihak Polda Metro Jaya merilis dua sketsa wajah yang diduga pelaku teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Dari sketsa yang dipaparkan, pelaku pertama berciri-ciri pria berambut cepak dan berkulit gelap. Sementara satu terduga lainnya berambut panjang dan berkulit putih.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement