Sabtu 10 Feb 2018 16:53 WIB

BNPT Sebut Sel Radikalisme Sudah Masuk Kampus Libatkan Dosen

Kemenristekdikti dan Kemendikbud diminta perketat rekrutmen pelajar.

Kepala BNPT Suhardi Alius
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kepala BNPT Suhardi Alius

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan infiltrasi atau penyusupan paham radikalisme sudah masuk ke kampus-kampus dengan melibatkan mahasiswa.

"Jadi semua sel-sel (paham radikalisme) itu sudah masuk tapi tingkatannya berbeda," ujar Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius saat menyampaikan kuliah umum di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Kota Bandung, Sabtu (10/2).

Suhardi mengatakan, infiltrasi paham radikalisme juga diduga dilakukan oleh staf pengajar atau dosen kepada mahasiswanya. BNPT sudah mulai memetakan sejumlah dosen atau tenaga pengajar yang diduga memiliki paham radikalisme dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

 

Baca juga, Kerukunan Antasesama Buat Indonesia Kebal Radikalisme.

 

Ia pun meminta Kemenristekdikti maupun Kemendikbud untuk melakukan rekrutmen secara ketat terhadap pengajar maupun dosen sebagai antisipasi penyusupan paham-paham radikalisme di dunia pendidikan. "Saya punya tanggung jawab moral untuk menjaga betul tingkat pendidikan kita jangan sampai disusupi hal-hal yang tidak baik," kata dia.

Menurutnya, penyusupan paham radikalisme sangat mudah penyebar di lembaga pendidikan, hal ini berkaitan erat dengan semakin mudahnya akses teknologi komunikasi digital. "Kemudian dengan teknologi informasi digital itu menyebar dengan cepat, sangat sulit memonitornya. Kalau dulu kita gampang secara fisik memonitor kalau sekarang orang diem yang dibukanya konten-konten semacam itu," kata dia.

Untuk mendeteksi hal itu, kata dia, diperlukannya kerja sama berbagai pihak baik kalangan kampus maupun mahasiswa dengan menginformasikan aktivitas yang dianggap mencurigakan. "Kita bisa mengidentifikasi kelompok yang memisahkan diri, bikin kelompok ekslusif dan tidak boleh dimasuki orang lain selain golongannya. Kan mudah mendeteksinya tinggal identifikasi," katanya.

Di tempat yang sama, Rektor ITB, Kadarsah Suryadi mengatakan, pencegahan penyusupan paham radikalisme ke kampusnya telah dilakukan dengan berbagai cara.

Mahasiswa yang baru masuk dilantik untuk cinta NKRi juga diberikan nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, dan dilantik untuk tetap setia pada NKRI. Hal tersebut juga berlaku juga bagi dosen pengajar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement