Selasa 06 Feb 2018 19:25 WIB

Khofifah Andalkan Emil Rebut Suara Pemilih Milenial

Suara milenial di Jawa Timur mencapai 43 persen dari total pemilih.

Pasangan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan)-Emil Elestianto Dardak (kedua kanan) melambaikan tangan kepada pendukungnya saat mendaftar sebagai Cagub-Cawagub Jawa Timur di kantor KPU Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pasangan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan)-Emil Elestianto Dardak (kedua kanan) melambaikan tangan kepada pendukungnya saat mendaftar sebagai Cagub-Cawagub Jawa Timur di kantor KPU Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Bakal calon gubernur Jawa Timur (cagub Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengandalkan pasangannya, Emil Elestianto Dardak untuk merebut suara pemilih milenial. Khofifah memprediksi suara milenial mencapai 43 persen dari total potensi pemilih di Pilkada Jatim 2018.

"Saya tentu berharap mas Emil bisa memaksimalkan sapaan-sapaan, terutama nanti bersama mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dalam meningkatkan konsolidasi di antara pemilih milenial ini," kata Khofifah dikonfirmasi usai pembacaan ikrar dukungan oleh ribuan muslimat NU Tulungagung di Ponpes Hidayatul Mutabiin, Ngunut, Selasa (6/2).

Khofifah menyebut jumlah pemilih milenial dengan rentang usia 27-37 tahun di Pilkada Jatim 2018 sekitar 43 persen dari total potensi pemilih yang diperkirakan mencapai 32.408.738 pemilih. Jumlah itu signifikan dan menjadi fokus 'garapan' tim pemenangan Khofifah-Emil untuk mendulang suara pemilih rasional.

"Karena itu, pola yang dibangun juga harus lebih kualitatif. Bahwa rasionalisasi mereka dalam memilih, pasti akan menjadi bagian yag harus dikomunikasikan," tuturnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU ini menyadari, bahwa kelompok milenial memilih bukan semata karena kesamaan fase usia. Namun, harus diiringi prestasi dan edukasi.

"Kebetulan mas Emil mendapatkan proses pendidikan yang sangat baik, meraih gelar doktor pada usia 24 tahun. Ini akan menjadi inspirasi yang baik bagi anak-anak muda di Jatim untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya," ujar Khofifah.

Jika harapan itu terwujud, pendidikan generasi muda Jatim, Khofifah yakin daya saing tenaga kerja atau sumber daya manusia di wilayah yang akan dipimpinnya juga semakin tinggi. Saat menyampaikan sambutan di hadapan ribuan kader muslimat NU di Ponpes Hidayatul Mutabiin, Khofifah sempat menyinggung masalah kemiskinan yang masih banyak tersebar, terutama di wilayah pedesaan.

Padahal, Jatim dikenal sebagai basis massa NU, termasuk Muslimat. "Karenanya insya Allah kami telah menyusun format untuk kerjasama menuju 'Jatim Sejahtera'," ujarnya.

Menurut Khofifah, pertumbuhan ekonomi di Jatim masih bersifat paradoks. Ekspor indutsri dari Jatim merupakan nomor satu di Indonesia, banyak devisa yang masuk, tetapi selama ini lebih banyak dinikmati orang-orang perkotaan.

Tidak hanya itu, Jatim juga tercatat sebagai produsen minyak terbesar kedua di Indonesia setelah Kalimantan Selatan, namun kesejahteraan sosial belum merata. "Melalui skema kerja sama menuju Jatim Sejahtera ini, kita menyiapkan format bagaimana membagi kue ekonomi itu mampyu berdampak sosial tinggi dan tidak hanya dinikmati segelintir masyarakat saja," ucapnya.

Terkait aktivitas kunjungan yang dilakukannya bersama Emil di berbagai daerah di Jatim, Khofifah memastikan hal itu dilakukan dalam rangka sosialisasi keputusan mereka berdua untuk maju bursa Pilkada Jatim 2018. Tidak hanya ke kalangan muslimat NU yang merupakan massa organisasi yang dipimpinnya, namun juga ke seluruh lapisan masyarakat di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement