Jumat 02 Feb 2018 15:50 WIB

Siswa Pemukul Guru Hingga Tewas Punya Catatan Buruk

Siswa tersebut kerap tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang diberikan sekolah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Endro Yuwanto
Garis polisi.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Garis polisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) Saiful Rachman mengatakan, siswa SMAN 1 Torjun, Dusun Jrengik, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang yang memukul gurunya hingga tewas memiliki catatan buruk. Bahkan, murid kelas XII berinisial HI itu sudah sering dipanggil oleh guru bimbingan konseling (BK) atas ulahnya.

"Jadi track recordnya, anak ini berdasarkan catatan guru BK, dia memang tergolong buruk ya catatannya termasuk merah. Guru BK juga sering memanggil orang tuanya," kata Saiful saat memberikan keterangan pers di Kantor Dinas Pendidikan Jatim, Jumat (2/2).

Artinya, lanjut Saiful, sekolah pun sebenarmya sudah sering memperingatkan yang bersangkutan atas kelakuannya yang tergolong jelek di sekolah. Hanya, siswa tersebut kerap tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang diberikan pihak sekolah.

Selain itu, siswa penganiaya gurunya tersebut juga aktif mengikuti kegiatan bela diri. Hanya saja, berdasarkan catatan pihak sekolah, baik dalam bidang akademik, maupun dalam bidang bela diri, HI tidak mencatatkan prestasi yang membanggakan. "Jadi baik di bidang akademik maupun bidang bela diri yang diikutinya, prestasinya tidak ada," ujar Saiful.

Seperti diberitakan sebelumnya, siswa SMAN 1 Torjun, Dusun Jrengik, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang berinisial HI diduga melakukan pemukulan kepada gurunya Ahmad Budi Cahyono (27 tahun). Kekerasan tersebut mengakibatkan meninggalnya sang guru.

Kisahnya bermula saat guru kesenian tersebut mengajar seni lukis. Dalam proses belajar mengajar tersebut, HI malah membuat kegaduhan dan mengganggu teman-teman sekelasnya. Sang guru pun menegur yang bersangkutan. Bukannya diam, HI masih saja menjalankan ulahnya dengan menganggu dan mencoret-coret lukisan temannya.

Budi Cahyono pun memberikan peringatan keras dengan mencoret bagian pipi menggunakan cat lukis. HI yang tidak terima justru melayangkan pukulan kepada sang guru yang ternyata membuat Budi meninggal karena mengalami pendarahan otak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement