Kamis 01 Feb 2018 22:27 WIB

Aktivis Pergerakan Islam Minta Jokowi Evaluasi Kapolri

API menilai pernyataan Kapolri tendensiun dan mengesampingkan fakta

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Tito Karnavian
Foto: Republika/ Wihdan
Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam Aktivis Pergerakan Islam (API) Bersatu menyambangi Istana Negara pada Kamis (1/2) siang. Ketua organisasi tersebut, Asep Syarifuddin berharap agar Presiden mengevaluasi Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang belakangan video pidatonya viral dan menimbulkan polemik di kalangan ormas Islam.

(Baca: Alumni 212 Sebut Pernyataan Kapolri Berpotensi Mengadu Domba)

"Kami kecewa dengan pernyataan kapolri yang viral di medsos yang mana beliau menyatakan bahwa 'hanya NU dan muhammadiyah lah yang mendirikan negara ini dari ormas Islam, jangan bekerja sama dengan yang lain yang malah mau merontokkan negara ini'," ucap Asep di Jakarta, Kamis (1/2).

Asep pun mengatakan, API akan menyampaikan pada Presiden Joko Widodo agar mengingatkan Tito Karnavian. Pernyataan Kapolri, kata Asep tendensius dan mengesampingkan fakta bahwa yang berkontribusi terkait pendirian negara Indonesia bukan hanya NU dan Muhammadiyah.

"Kami merasa tidak nyaman sebagai WNI ketika Kapolri membuat pernyataan, 'jangan dengan yamg lain itu juga provokatif'. ketiga lebih parah lagi, 'yang lain malah ingin merontokkan NKRI', kan keliru," ucap Asep.

Bahkan Asep pun menyatakan akan meminta DPR juga untuk mengevaluasi Kapolri. Bila Kapolri meminta maaf, Asep menyatakan pihaknya akan memaafkan. Namun, ia tetap berharap agar Presiden melakukan evaluasi.

"Tapi tetap harus dievaluasi oleh presiden selama ini bagaimana karena ada beberapa kebijakan kapolri yang tidak sejalan dengan kebijakan stabilitas nasional kriminalisasi umat islam. semua ini harus dievaluasi kalau misal sudah dievaluasi pak Tito dilanjutkan ya silakan, " kata dia.

Sementara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan ormas-ormas tersebut untuk menjelaskan duduk perkara.

"Mungkin saja belum paham seutuhnya. Intinya dalam konteks ini polisi akan menguatkan semua pihak dari sebelumnya, mudah-mudahan yang kontra bisa paham. Kepada siapapun kita perlu menjaga keamanan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement