Kamis 01 Feb 2018 05:40 WIB

PDIP: NU Membuktikan Diri Sebagai Perekat Kebangsaan

PDIP menilai NU membuktikan diri dalam perannya memperkokoh Pancasila.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) lahir membawa keselamatan bangsa dan dengan tekadnya mewujudkan Islam sebagai Rahmatan Lil'alamin. PDIP juga terus meletakan kesadaran penting dan strategis NU dalam berbangsa dan bernegara kepada para kadernya.

"NU berhasil membuktikan jati dirinya sebagai perekat persahabatan kebangsaan yang begitu penting bagi kokohnya Pancasila dan NKRI," kata Hasto di Jakarta, Rabu (31/1).

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-92 NU di Masjid KH Hasyim Asy'ari Jalan Dan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (31/1) malam. PDI Perjuangan mengucapkan selamat atas NU yang telah berusia 92 tahun.

Hasto melanjutkan, PDI Perjuangan terus meletakkan kesadaran peran penting NU di dalam pendidikan politik dan kaderisasi kepemimpinan internal Partai. "Kesadaran peran strategis NU di dalam proses berbangsa dan bernegara terus kami tanamkan di dalam kaderisasi Partai. Hal ini tidak terlepas dari kedekatan Bung Karno dengan tokoh-tokoh NU seperti KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah. Bahkan Bung Karno mendapat gelar dari NU sebagai Waliyyul Amri ad-Dharuri bi al-Syaukah (Pemimpin umat yang berkuasa secara de facto yang harus dipatuhi berkaitan dengan suatu hal yang dianggap darurat atau penting)," jelas Hasto.

Hasto menyebutkan, kesadaran tentang pentingnya NU juga ditunjukkan oleh realitas sejarah reformasi, bagaimana Ibu Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur bahu membahu memerjuangkan kedaulatan rakyat melalui tatanan kehidupan politik yang lebih demokratis. "Ketika Bapak Jokowi meminta pertimbangan Ibu Megawati terhadap susunan kabinet pun, Ibu Megawati menegaskan peran sentral NU tersebut, sehingga beliau mengusulkan beberapa pos strategis kerakyatan ditempati oleh representasi NU," ujarnya.

Kesadaran sejarah dan kultural juga dijalankan oleh PDI Perjuangan di dalam menjaring calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Tercatat representasi NU hadir di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sekurang-kurangnya 61 daerah lainnya di tingkat kabupaten/kota dalam rangka Pilkada Serentak tahun 2018.

"Selamat Harlah NU yang terus memperkokoh Ukhuwah Wathoniyah untuk Indonesia Raya," katanya.

 

(Baca: Jokowi: Sejak Lahir NU Selalu Menampilkan Islam yang Ramah)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement