REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menyatakan ada oknum tertentu yang mengancam sopir angkutan kota (angkot) jika tidak ikut aksi demo di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ia mengklaim mendapat informasi langsung dari sopir.
"Kan kami undang sopirnya, kami tanya sopirnya, dia merasa diancam. Ini kan yang digerakkan para sopir," kata Shafruhan usai bertemu Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno di Balai Kota, Selasa (30/1).
Shafruhan mengatakan, Organda telah melakukan pertemuan pada pekan lalu dengan para sopir yang rutenya melewati Tanah Abang. Ia mengklaim para sopir menyatakan sebenarnya tidak ingin mengikuti aksi demonstrasi. Ia mengindikasikan ada yang menggerakkan para sopir untuk melakukan demo.
Menurut Shafruhan, penataan kawasan Tanah Abang termasuk penutupan Jalan Jatibaru sudah disepakati Organda dengan Dinas Perhubungan DKI. Ia menyebutkan penataan tersebut juga untuk membantu pengemudi angkot.
Sebab, kata Shafruhan, sebelum ditata, kesemerawutan di Tanah Abang memang terjadi dan justru merugikan angkot sendiri. "Nah kerugian yang diterima oleh pengusaha maupun pengemudi itu adalah waktu, uang, karena bahan bakar lebih banyak yang keluar, sama energi," katanya.
Shafruhan menambahkan, dalam pertemuannya dengan Sandiaga dan Dishub DKI, disepakati akan dilakukan penataan ulang terhadap rute angkot yang melewati kawasan Tanah Abang. Penataan ulang ini difokuskan untuk beberapa rute angkot yang terdampak akibat penutupan Jalan Jatibaru.
"Rerouting khususnya jenis mikrolet, supaya benar-benar nanti masuk wilayah-wilayah permukiman. Nah ke depannya nanti tidak ada lagi mikrolet yang ada di jalanan protokol begitu. Tadi sudah sepakat sama Pak Kadis (Perhubungan), tim rerouting segera kami bentuk," ujar Shafruhan menegaskan.