Jumat 26 Jan 2018 23:45 WIB

Bandara Kulon Progo Didesain Tahan Gempa Hingga Tsunami

Dalam bencana tsunami, bangunan secara konstruksi bisa diatur

Rep: Halimatus Saidah/ Red: Bilal Ramadhan
masterplan Bandara Internasional di Kulonprogo.
Foto: yogyayes
masterplan Bandara Internasional di Kulonprogo.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkap Bandara Kulon Progo, Yogyakarta, dirancang tahan gempa hingga berkekuatan delapan skala richter. Bahkan, menurut dia, bangunan bandara yang masih dalam proses konstruksi tersebut juga didesain tahan tsunami.

Dalam mendesain infrastruktur bandara, Angkasa Pura I bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta para ahli dari Jepang demi menciptakan standar keamanan yang tinggi. "Kita sangat antisipatif. Yang namanya tsunami itu, secara engineering, bisa di-manage," kata dia, saat ditemui wartawan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (26/1).

Jika terjadi tsunami, bangunan bandara dapat menahan terjangan gelombang air yang besar. Karenanya, menurut Budi Karya, di lantai dasar bandara sengaja dibiarkan tidak dialiri listrik. "Jadi, kalau ada tsunami, air dibiarkan masuk ke dalam," jelasnya.

Bandara Kulon Progo ditargetkan sudah dapat beroperasi pada 2019. Indonesia termasuk negara yang rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, selama 2017 tercatat ada 2.341 bencana yang terjadi di Indonesia terdiri dari 787 bencana banjir, 716 puting beliung, 716 tanah longsor dan 614 kebakaran hutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement