Jumat 26 Jan 2018 14:05 WIB

KSAU Jawab Terkait Kabar AS Tekan TNI tak Beli Sukhoi

KSAU membantah proses teken kontrak pesawat Sukhoi meleset.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Teguh Firmansyah
KSAL Laksaman Ade Supandi bersama Laksamana Madya yang akan menggantikannya di Mabesal Cilangkap, Jumat (26/1). Ade Supandi akan pensiun Mei 2018.
Foto: Erik Purnama Putra
KSAL Laksaman Ade Supandi bersama Laksamana Madya yang akan menggantikannya di Mabesal Cilangkap, Jumat (26/1). Ade Supandi akan pensiun Mei 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna mengatakan, rencana pembelian pesawat Sukhoi Su-35 dari Rusia tetap sesuai jadwal. Berdasarkan data Kementerian Pertahanan (Kemenhan), pengadaan Sukhoi untuk TNI AU mencapai 11 unit dengan sistem barter barang komoditas dari Indonesia.

"Sukhoi 35 kita masih jalan. Tidak ada pengaruh apa-apa sesuai dengan apa yang disampaikan Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto). Saya tak mendengar apa pun yang pasti masih jalan," ujar Yuyu di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (26/1).

Yuyu membantah proses teken kontrak meleset dari jadwal. Dia pun mengharapkan, setelah penandatanganan kontrak selesai maka alutsista ditargetkan datang pada 2019.

"Mengharapkan paling lambat pada Februari sudah ditandatangani kontrak tersebut. Kalau ditandatangani,  pesawat pertama akan tiba tahun depan," ujar mantan wakil KSAU itu.

Menurut Yuyu, TNI AU tetep sesuai dengan rencana awal untuk mendatangkan Sukhoi yang masuk generasi 4,5. Dia membantah adanya tekanan dari Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia untuk tidak membeli Sukhoi Su-35. Hal itu terkait kedatangan Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis.

Baca juga,  Perwakilan Putin Temui Wiranto Bahas Pengadaan Sukhoi.

"Saya tidak mendengar itu. Saya tahunya dari media (tekanan dari AS). Pernyataan panglima juga tidak ada itu. Jadi saya anggap itu tidak ada," ujar Yuyu.

Mantan Pangkohanudnas itu juga menyinggung tentang pembentukan Komando Operasi AU (Koopsau) III yang sudah masuk dalam tahap prioritas program Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurut Yuyu, pembentukan Koopsau III dibarengi dengan pembentukan Divisi III Kostrad dan Armada Timur AL. Menurut dia, rencana pembentukan itu sedang dikaji Asisten Perencanaan KSAU agar tercipta tri matra terpadu.

"Panglima menggariskan bahwa TNI AU harus membentuk Koopsau III. AD membuat Divisi di sana dan AL membentuk Armada baru. Kita ingin benahi semuanya agar pembentukan Koopsau bisa efektif dan efisien dalam pelaksanaan operasi. Lokasinya antara Biak dan sorong. Kita harus terintegrasi dengan yang lain, kita tak bisa sendiri-sendiri, " kata Yuyu.

Kapal selam

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi mengatakan,  sesuai rencana kekuatan minimum pokok (MEF) pada 2024, TNI AL menargetkan bisa diperkuat enam kapal selam. Namun, melihat dinamika ke depan, pihaknya memperkirakan hanya diperkuat sekitar enam sampai delapan kapal selam.

Menurut Ade, pengadaan 12 kapal selam idealnya sama kekuatan TNI AL pada era 60-an yang diperkuat 12 kapal selam. Meski begitu, melihat dinamika ke depan maka setidaknya kekuatan minimal delapan kapal selam bisa memperkuat TNI AL.

"Secara persentase, MEF kita baru tercapai 30 sampai 40 persen, alustsia AL berbeda dengan AD dan AU, yang mereka bisa milih sesuai menu," ujar Ade di Mabesal Cilangkap, Jumat.

Ade juga menyinggung tentang pembentukan armada ketiga yang kantornya sudah selesai dibangun di Sorong, Papua Barat. Dengan begitu, nantinya TNI AL mempunyai tiga armada dari sekarang yang baru dua yaitu Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).

Dengan adanya tiga armada, nanti Koarmabar diganti menjadi Armada Barat, Koarmatim menjadi Armada Tengah, dan kemudian Armada Timur. "Armada III itu menjadi salah satu proram 100 hari panglima TNI, April sudah terwujud. Untuk AL, berkaitan pembentukan Armada Timur, Pasmar (Pasukan Marinir) III. "Ini sudah ada, kantor sudah dibuat di Kilometer 16 Sorong. Nanti kalau kita main di Sorong ada Mako Pasmar dan Mako armada. Bagi AL yang penting peresmian dulu, infrastruktur bertahap," ujar Ade yang akan pensiun Mei mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement