REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera menuturkan, Polda Jawa Timur meningkatkan kewaspadaan menjelang digelarnya pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. Salah satu isu yang berkembang dan diwaspadai adalah mengenai SARA, hoaks dan kebencian.

"Yang saya tekankan dan tidak ada di Polda lain, Polda Jatim sudah melakukan cyber patrol 1.524 akun yang sudah kita tengarai bahwa itu akan mengganggu pada pelaksanaan Pilkada di 18 kabupaten kota dan satu provinsi di Jatim," kata Frans di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (17/1).

Dari 1524 , 398 akun media sosial sudah dinonaktifkan. Menurut Frans, upaya pemblokiran saja tidak cukup karena akun tersebut terus menyebarkan hoaks, kebencian, dan SARA. "Diketahui bahwa akun-akun ini diciptakan sedemikian rupa untuk menyebarkan SARA, kebohongan dan lain lain," ucapnya.

Di samping itu, Frans mengatakan, sesuai penekanan Kapolri, Polda Jatim juga mewaspadai politik uang. Menurut Frans, satgas politik uang sudah dibentuk dan akan bekerja dalam dua hal, yakni penyelidikan dan OTT (operasi tangkap tangan). "OTT itu akan didapatkan nanti selalu bekerjasama dengan Gakkumdu, Panwas dan kejaksaan," ujarnya.

Dari segi pengamanan, 26 ribu personel telah disebar. Sebanya 80 ribu linmas, 6.000 TNI, beserta personel dari elemen lainnya dengan total 126 ribu akan disebar baik TNI polri dalam rangka Pilkada. "Polri akan menjaga TPS bersama linmas dan melaksanakan patroli penegakan hukum. Sedangkan TNI adalah BKO (Bantuan Kendali Operasi, Red)," kata Frans.

Dalam Pilkada Jatim, calon gubernur Khofifah Indar Parawangsa akan berdampingan dengan calon wakil gubernur Emil Dardak. Keduanya akan berhadapan dengan Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang berdampingan dengan calon wakil gubernur Puti Guntur Soekarno.

Ikuti Whatsapp Channel Republika