Senin 15 Jan 2018 23:03 WIB

Asap Pembakaran Limbah Ganggu Aktivitas Warga di Rancaekek

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Asap pembakaran limbah (ilustrasi)
Foto: Foto Humas Daop 3 Cirebon
Asap pembakaran limbah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  RANCAEKEK -- Asap pembakaran limbah pabrik di Kampung Buah Dua, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung dikeluhkan warga setempat. Bahkan, aktivitas kegiatan belajar mengajar siswa di Sekolah Dasar (SD) yang tidak jauh dari lokasi pembakaran ikut terganggu. Pihak Kecamatan Rancaekek telah menegur pengepul yang membakar limbah tersebut.

Camat Rancaekek, Baban mengatakan limbah yang berasal dari pabrik di wilayah Sumedang tersebut dijual kepada pengepul. Kemudian, sebagian limbah tersebut yang isinya di antaranya ban dan kain bekas dibakar oleh mereka. Dimana, lokasi pembakaran tidak jauh dari pemukiman warga.

"Jadi ada pabrik yang limbahnya di jual ke pengepul. Terus limbah yang tidak terpakai atau rusak oleh pengepul sengaja dibakar. Akibatnya, menganggu sekolah dan warga setempat," ujarnya saat dihubungi via sambungan telepon, Senin (15/1).

Ia mengaku tidak detail mengetahui pabrik apa yang menjual limbahnya kepada pengepul. Dalam waktu dekat katanya, pihak kecamatan akan memberikan surat peringatan kepada pabrik tersebut dan para pengepul.

Menurutnya, laporan aduan dari warga terkait keluhan asap pembakaran limbah tersebut sudah masuk ke Kecamatan Rancaekek. Petigas kecamatan akan segera turun langsung Selasa (16/1) mendatangi lokasi dan melakukan peneguran.

Dia mengaku tidak mengetahui aktivitas pembakaran limbah tersebut sejak kapan. Namun, katanya, masyarakat setempat sudah menegur pengepul yang membakar limbahnya. Akan tetapi tidak pernah digubris oleh pemiliknya. "Pabriknya di wilayah Sumedang, yang dibakar ada ban mobil, kain bekas," ungkapnya.

Baban mengatakan akan segera menyurati pabrik yang menjual limbah kepada pengepul agar tidak ada lagi pembakaran limbah. "Kalau tidak ada tanggapan sama sekali, kami akan laporkan ke Kabupaten (Satpol PP). Di kecamatan, jumlah personelnya kurang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement