REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Bencana tanah bergerak di Desa Bantar Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara, semakin meluas. Hingga Senin (15/1), sebanyak 124 KK dengan jumlah warga sebanyak 422 jiwa, diungsikan ke beberapa lokasi pengungsikan.
''Mereka diungsikan karena ada sebagian rumah yang rusak berat sehingga tidak bisa ditinggali lagi. Ada juga yang masih rusak ringan, namun mengingat kondisi tanah yang masih bergerak, mereka terpaksa diungsikan,'' kata Kepala BPBD Banjarnegara, Arif Rachman, Senin (15/1).
Bencana gerakan tanah di Desa Bantar Kecamatan Wanayasa, sudah terjadi sejak Ahad (7/1) silam. Namun saat itu, warga yang mengungsi baru sebanyak 14 KK atau 42 jiwa, karena areal pergerakan tanah belum terlalu luas.
Saat itu, selain sebagian rumah warga mengalami kerusakan, akses jalan penghubung yang menjadi akses penting mobilitas warga, amblas sepanjang 50 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter. Namun setelah sepekan intensitas hujan cukup tinggi mengguyur wilayah tersebut, dampak bencana pergerakan tanah ternyata semakin meluas.
Menurut Arif, data terkini dampak bencana tersebut, telah menyebabkan 21 rumah warga mengalami rusak berat. Selain itu, ada 20 rumah yang terancam terkena dampak longsor. Masih ditambah lagi lahan pertanian warga seluas 50 Ha yang mengalami rusak berat. ''Akses jalan, aliran listrik dan saluran air ke Desa Bantar, juga sudah terputus total,'' kata dia.
Terkait hal ini, Arif menyatakan, BPBD bersama instansi terkait sudah membuat jalur alternatif untuk menuju lokasi pengungsian warga. ''Saat ini jalan alternatif darurat sudah dibuat. Namun mengingat kondisi hujan, yang bisa melintas di jalur alternatif ini sementara hanya motor trail. Dengan menggunakan motor trail, kita bisa mengirim bantuan logistis pada korban bencana,'' jelasnya.
Dia menyebutkan, kerusakan jalan eksisting yang ambles, saat ini sudah sudah semakin panjang. ''Jalan aspal yang amblas, sudah sepanjang 420 meter dengan lebar 3 meter,'' katanya.
Advertisement