REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan, terjadinya arus globalisasi, modernisasi, dan liberalisasi manusia dapat berdampak negatif kepada Indonesia. Untuk itu, ia meminta segenap prajurit TNI untuk memperkuat harmoni kerukunan dan toleransinya.
"Seiring terjadinya arus globalisasi, modernisasi, dan liberlaisasi manusia dapat berdampak negatif atas kehidupan masyarakat di negeri kita," ujar Hadi saat memberikan pesan Natal di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (12/1).
Salah satu dampaknya, kata dia, bangsa Indonesia masih banyak menghadapi permasalahan. Bahkan Indonesia menurutnya, dihadapkan pada ancaman serius yang datang dari dalam atau dari luar negeri. Ancaman-ancaman itu antara lain munculnya tatanan baru, ancaman siber, proxy war, serta peristiwa dalam bentuk kejahatan terorisme dan narkoba.
Selebaran di media sosial juga tidak kalah mengkhawatirkannya. Menurut Hadi, selebaran di media sosial dapat membuat instabilitas atau keresahan di masyarakat. Bahkan, dapat memobilisasi massa.
"Meski informasi tersebut sumbernya hoax. Semua ancaman kejahatan ini tidak boleh kita biarkan. Harus kita cegah dan berantas," tuturnya.
Melalui pesannya tersebut, ia mengajak seluruh prajurit TNI untuk semakin bijak dalam memelihara dan memperkuat harmoni, kerukunan, serta toleransi sebagai bangsa. Hal tersebut dapat terwujud apabila mereka ikut berkontribusi dalam menyelamatkan kehidupan bangsa dengan ketulusan hati.
"Ini dapat terwujud jika kita ikut menjadi bagian, berkontribusi dengan ketulusan hati, untuk berusaha menyelamatkan kehidupan masyarakat dengan menjaga kedaulatan NKRI yang kita cintai bersama," jelas Hadi.
Ia pun meminta para pimpinan, tokoh, dan pemuka agama di lingkungan TNI untuk senantiasa ikut berdiri menyelamatkan bangsa ini. Menurut Hadi, itu merupakan misi besar dan mulia. "Sama besar dan mulianya misi TNI dalam melindungi segenap tumpah darah Indonesia," tambahnya.