REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Agung, Bali, kembali erupsi mengeluarkan asap berwarna kelabu kehitaman dengan intensitas tebal bertekanan sedang dengan tinggi kolom 2.500 meter dari puncak kawah pada Kamis (11/1) pukul 17.54 WITA. Padahal, sebanyak 53.207 jiwa masyarakat masih mengungsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, erupsi terjadi dengan amplitudo 27 milimeter dengan lama gempa 130 detik. Asap condong ke arah utara hingga timur laut.
"Aktivitas vulkanik masih cukup tinggi yang ditandai dengan tremor menerus dengan amplitudo 1-13 milimeter (dominan 1 milimeter)," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (11/1).
Ia menambahkan, hembusan, gempa vulkanik dalam dan gempa tektonik jauh masih sering terdeteksi oleh Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG di Rendang. Kini Gunung Agung statusnya masih awas (level 4).
"Daerah berbahaya hanya berada di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah," katanya.
Sedangkan di luar radius 6 kilometer kondisinya aman dan normal. Ia menambahkan, hujan abu vukanik diperkirakan jatuh di beberapa daerah di sebelah utara hingga timur laut dari Gunung Agung. Sebaran hujan abu tidak jauh dari Gunung Agung karena tinggi kolom erupsi hanya 2.500 meter. Selain itu, sebagian lereng Gunung Agung cuaca mendung hingga hujan.
Informasi dari Pasebaya hujan abu vulkanik tipis telah terjadi di Tulamben, Rubaya, dan Dukuh Kubu. Aktivitas masyarakat normal. Tidak ada kepanikan di masyarakat. Namun, ia menyebut hingga saat ini sebanyak 53.207 jiwa masyarakat masih mengungsi yang tersebar di 233 titik pengungsi.
"Tetapi kondisi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap aman dan normal beroperasi," ujarnya.
Abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung tidak menyebar hingga Kota Denpasar.
Masyarakat diimbau tetap tenang. Aktivitas vulkanik Gunung Agung memang masih cukup tinggi dan berstatus Awas sehingga masih dimungkinkan terjadi erupsi dan hembusan.
"Masyarakat diimbau tetap mentaati rekomendasi pemerintah bahwa tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah. Jangan melakukan pendakian, apalagi berada di sekitar puncak kawah karena sangat berbahaya," katanya. Sedangkan di luar radius 6 kilometer, kondisinya aman dan normal.