REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya belum mempunyai data total kerugian akibat bencana sepanjang tahun 2017. Termasuk kerugian yang disebabkan bencana gempa bumi pada pertengahan Desember lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasik Soni Sudrajat mengaku memang belum merekapitulasi total kerugian bencana sepanjang tahun. Namun pihaknya menjanjikan data tersebut sudah dapat dipublikasikan pada pekan depan.
"Soal data total kerugian belum ada karena masih dihitung terus digabung dengan periode Desember saat gempa lalu. Tapi kami memang sudah diminta datanya oleh BPBD Provinsi dan BNPB untuk laporan," katanya saat ditemui wartawan, belum lama ini.
Tak hanya data total kerugian, ia mengatakan BPBD Kota Tasik juga baru melengkapi verifikasi dampak bencana gempa Desember pada pekan depan. Lewat proses verifikasi nantinya muncul data berapa banyak bangunan yang benar-benar rusak akibat gempa. Termasuk tingaktan kerusakan baik ringan, sedang hingga berat.
"Verifikasi data, Insyaallah, sudah 99 persen, pekan depan tetapkan hasil finalnya bersama daerah lain yang terdampak gempa. Karena saya yakin semua BPBD di wilayah terdampak gempa juga masih ngitung," ujarnya.
Namun berdasarkan data kerusakan gempa Desember sementara ini, jumlah rumah rusak mencapai 1405 unit. Rinciannya yaitu rusak berat 62 unit, rusak ringan 467 unit dan 876 rusak ringan.
"Kesulitan verifikasi masalah lokasi karena titiknya jauh dari masyarakat terdampak. Makanya status tanggap darurat sempat diperpanjang," ucapnya.
Diketahui, BPBD Kota Tasik baru mempunyai data soal jumlah bencana yang terjadi sepanjang Januari-Oktober 2017 yaitu 340 kejadian. Dari jumlah itu yang terbanyak ialah rumah roboh (153 unit) sebagai akibat hujan deras dan angin kencang. Sisanya ialah longsor (35 kejadian), banjir (26), pohon tumbang (109), gempa (7), puting beliung (5). Dari bencana tersebut, 290 Kepala Keluarga (KK) menjadi yang terdampak dengan total 1057 jiwa.