REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya kebanjiran order dari berbagai pihak untuk melakukan pelatihan simulasi bencana. Maraknya orderan itu terjadi setelah gempa bumi yang menimbulkan banyak korban jiwa di Kabupaten Cianjur pada bulan lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar, mengatakan, pihaknya mendapat lebih dari 40 permintaan untuk melakukan pelatihan simulasi bencana sejak terjadinya gempa bumi di Kabupaten Cianjur. Banyak pihak disebut ingin mengetahui cara selamat dari bencana, mengingat belakangan sering terjadi gempa bumi di berbagai wilayah Indonesia. "Dengan maraknya bencana ini, semua pihak memang harus dipaksa siap. Jadi muncul kesadaran dan ketakutan, apalagi dengan banyaknya bencana belakang," kata dia, Rabu (14/12/2022).
Menurut Ucu, simulasi bencana itu dilakukan agar masyarakat dapat mengenali potensi becana alam yang ada di lingkungannya masing-masing. Setelah mengenali potensi bencana, masyarakat dapat melakukan antisipasi untuk melakukan penyelamatan ketika terjadi bencana alam.
Ia menyebutkan, gempa bumi merupakan salah satu bencana yang berpotensi terjadi di Kota Tasikmalaya. Daerahnya itu disebut memiliki sejarah diguncang gempa bumi yang menimbulkan kerusakan cukup banyak. Ditambah, dalam beberapa waktu ke belakang diketahui terdapat sesar pemicu gempa bumi di wilayah Kota Tasikmalaya yang belum teridentifikasi. "Jadi kita harus mengenali potensi bencana yang ada di lingkungan masing-masing untuk bisa menentukan langkah antisipasi," kata Ucu.
Ia menyebutkan, pihaknya akan terus melakukan simulasi bencana ke berbagai tempat. Pasalnya, dari sekitar 40 permintaan simulasi bencana yang masuk ke BPBD Kota Tasikmalaya, pihaknya baru bisa melaksanakan di 16 titik. "Kami belum bisa penuhi semua permintaan itu, karena kami terbatas SDM dan kemampuan mobilitas," kata dia.