Ahad 07 Jan 2018 22:44 WIB

PDIP-Demokrat: Panas di Jatim, Kawin di Jateng-Kalbar

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar Karolin Margret Natasa (kiri) dan Suryadman Gidot berjabat tangan saat pengumuman cagub-cawagub yang diusung PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Ahad (7/1).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar Karolin Margret Natasa (kiri) dan Suryadman Gidot berjabat tangan saat pengumuman cagub-cawagub yang diusung PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Ahad (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh: Febrianto Adi Saputro, Fauziah Mursid

Peristiwa dibajaknya Emil Dardak, Bupati Trenggalek, untuk dipasangkan dengan Khofifah Indar Parawansa pada Pilgub Jatim oleh Partai Demokrat tampaknya nyaris hilang tak berbekas. Protes dan kritik keras sejumlah petinggi PDIP, yang merupakan partai tempat Emil bernaung, terhadap Demokrat, kini sepertinya sudah tak dirasakan lagi.

Sempat terjadi debat kusir antara petinggi PDIP dan petinggi Demokrat. PDIP menuding Demokrat ambil jalan pintas dan menerapkan gaya outsourcing. Demokrat membalas bahwa politik oursourcing tidak cuma dijalankan Demokrat, semua partai melakukan itum bahkan PDIP juga.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hari ini, menyinggung soal tudingan outsourcing ini. SBY menyebut 82 persen pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Demokrat di 17 Pilkada Gubernur 2018 adalah kader sendiri. Ia memerinci, dari 17 pasangan 14 adalah kader, sementara hanya tiga pasangan, yang tidak terdapat unsur kader partai.

"Sekali lagi mayoritas tetap kader, dari 14 kader, enam adalah Ketua DPD (Demokrat), Ketua demokrat daerah, dua Ketua DPC, satu anggota DPR RI, satu pengurus demokrat di daerah," ujar SBY saat mengumumkan pasangan calon di 17 Pilkada Gubernur 2018 di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta pada Ahad (7/1).

Ia sekaligus menyentil pernyataan pihak yang menuding Partai Demokrat menerapkan strategi politik outsourcing dalam memilih calon kepala daerah. SBY menegaskan, Demokrat begitu mengutamakan kadernya maju di pilkada.

"Hanya tiga yang bukan kader. Tapi tidak apa-apa kami dukung. Sekali lagi, mayoritas tetap kader," ujar SBY.

Meruncing di pilgub Jawa Timur, namun tidak di Jawa Tengah dan Kalimantan Barat. Untuk Pilgub Jawa Tengah, Demokrat memilih berkoalisi dengan PDIP dan PPP.

Ketiga partai itu mendukung Ganjar Pranowo --yang merupakan kader PDIP-- dengan wakil gubernur Taj Yasin Maimun, putra dari ulama KH Maimun Zubair.

 

Bergerak ke arah timur, koalisi Demokrat-PDIP terwujud juga di Kalimantan Barat. Kedua partai ini mengusung Karolin Margret Natasa-Suryatman Gidot.

 

Adapun Karolin Margret Natasa adalah Bupati Landak /incumbent, sementara calon wakilnya Suryatman Gidot adalah Bupati Bengkayang yang juga Ketua Partai Demorkat Kalimantan Barat.

 

"Kami sepakat dengan PDI Perjuangan untuk melanjutkan pasangan gubernur dan wakil gubernur. Gubernur dan wagub incumbent saat ini adalah PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. Koalisinya sekarang ini Partai Demokrat, PDIP dan PKPI," ujar SBY.

 

SBY pun sekaligus mematahkan mitos yang mengatakan Demokrat tidak mungkin berkoalisi dengan partai tertentu. Menurut SBY, demi kepentingan rakyat yang lebih besar, partainya siap berkoalisi dengan partai apapun.

 

Ahad pagi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga mengumumkan enam nama calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilgub 2018. Salah satu di antaranya untuk pasangan Jawa Tengah yang kembali menjagokan Ganjar Pranowo bersama putra KH Maimoen Zubair, Taj Yasin Maimoen.

"Orangnya keren loh, umurnya 35 tahun, anaknya mbah Maimoen, Taj Yasin," kata Megawati di Kantor DPP PDI Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta, Ahad (7/1).

Ganjar Pranowo mengaku mendapat banyak pesan dari SBY. Ganjar sempat menemui SBY sebelum Demokrat mengumumkan pasangan calon yang didukung pada 17 Pilkada Gubernur di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta.

"Saya bicara dengan Pak SBY sudah lama, sudah lama sekali. Pesannya sebenarnya banyak. Ada pesan persatuan, menjaga NKRI, menjaga nilai-nilai yang ada. Untuk orientasi pembangunan. Lebih ke makro dan menurut saya itu yang harus dikejarkan," ujar Ganjar di Wisma Proklamasi Menteng, Jakarta pada Ahad (7/1).

Karolin-Gidot

Di Kalbar, perkawinan PDIP-Demokrat tak terelakkan. Gidot adalah kader Demokrat, ketua DPD Demokrat Kalbar.

Sementara Karolin merupakan putri dari Gubernur Kalimantan Barat Cornelis yang sudah menjabat dua periode. Ia merupakan seorang dokter yang beralih menjadi politikus dan terjun ke dunia politik sebagai juru kampanye pada 2009.

"Pernah waktu itu dia lagi hamil pada 2009, naik turun panggung untuk kampanye, sampai saya yang takut, lagi hamil begitu, saya bilang sudah pulang saja kamu dari pada nyusahin," ujar Mega.

Mega mengatakan, meski Karolin masih berusia muda namun telah menorehkan prestasi antara lain sebagai bupati terbaik se-Kalimantan pada 2017.

Saat pendeklarasian, Karolin dan Suryatman mengenakan pakaian adat Kalimantan dilengkapi dengan hiasan kepala dari manik-manik khas Dayak.

Bangsa pun senang melihat ibu Mega dan pak SBY berkoalisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement