Kamis 04 Jan 2018 16:24 WIB

Presiden PKS: Potensi Sudrajat di Pilkada Jabar Luar Biasa

Rep: Santi Sopia/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Partai PKS Mohamad Sohibul Iman
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Presiden Partai PKS Mohamad Sohibul Iman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden PKS Sohibul Iman mengakui memutuskan bergabung dengan Gerindra untuk mebgusung Mayjen (Purn) Sudrajat melalui pertimbangan matang. Sudrajat diyakini memiliki potensi luar biasa, kendati elektabilitasnya masih rendah di Jawa Barat (Jabar).

"Fokus kami terkait potensi sang calon, Sudrajat punya potensi yang sangat luar biasa, walaupun elektabilitas kecil," kata dia di Jakarta, Kamis (4/1).

Faktor pindahnya dukungan PKS dari Deddy Mizwar (Demiz) ke Sudrajat diakuinya tidak tunggal. Salah satunya terkait pakta integritas Demiz dengan Partai Demokrat tetapi itu tidak menjadi alasan dominan PKS mencabut dukungan. PKS diakuinya fokus pada potensi sang calon.

Sudrajat dinilai memenuhi setidaknya lima tradisi kepemimpinan Sunda, Nyunda, Nyantri, Nyakola, Nyantika, Nyatria. Sudrajat sangat diterima dengan memiliki jiwa Sunda. Nyakola (pendidikan), Sudrajat disebutnya sudah menimba ilmu sampai ke Amerika, pun karier yang sudah Mayjen di TNI. Sudrajat juga sudah pernah menjadi Dubes RI untuk Cina.

Untuk kriteria nyantri, memang tidak terlalu, tetapi di lapangan tidak ada resistensi. Soal Nyantika, sopan santun juga dinilainya sangat memenuhi. "Kalau Anda coba ngobrol dengan Pak Sudrajat tutur katanya bagus. Nyatria, kesatria, Mayjen lah, usia 68 masih kesatria. Lima ini luar biasa, tinggal kita eksplor. Demiz memenuhi, tapi tidak melebihi pak Sudrajat. Itu kami kalkulasi bobot itu hasilnya Pak Sudrajat punya kelebihan, akhirnya kami pilih Sudrajat," tambah dia.

PKS hari ini melakukan Ikrar Pemenangan Calon Kepala Daerah dan mengeluarkan setidaknya 116 SK untuk para Paslon. Beberapa calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung, seperti Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Jawa Barat, Zulkiflimansyah-Sitti Rohmi Djalilah dl NTB, Isran Noor-Hadi Mulyadi di Kalimantan Timur, Muhammad Kasuba Madjid Husen di Maluku Utara, Syamsuar-Edy Nasutiban di Riau, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman di Sulsel, Said Assagaf-Anderias Restanubun di Maluku, Lukas Enembe Klemen Tinal di Papua dan Asrun-Hugua di Sulawesi Tenggara danEdy Rahmayadi-Musa Rajekshah di Sumatera Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement