Kamis 28 Dec 2017 11:16 WIB

Difteri Masih Mengganas, Satu Warga Garut Meninggal Dunia

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Pekerja memindahkan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja memindahkan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus difteri terus memakan korban di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Satu pasien difteri asal kampung Ciwalen, Kecamatan Garut Kota berinisial OM (63 tahun) meninggal dunia baru-baru ini. Sehingga total terdapat empat orang yang meninggal akibat difteri di Garut tahun ini.

Juru bicara RSU dr Slamet Garut Muhammad Lingga Saputra mengkonfirmasi OM dinyatakan meninggal pada Selasa, (19/12) lalu sekitar pukul 17.55 WIB. Pasien tersebut, kata dia, sebenarnya sudah memperoleh perawatan intensif. Namun, nyawa pasien tidak tertolong.

"Pasien OM meninggal dunia walau sudah mendapatkan perawatan rumah sakit hingga 11 hari. Dinyatakan meninggal 19 Desember 2017 kemarin," katanya pada wartawan, Kamis, (28/12).

Seusai dinyatakan meninggal, jenazah OM tidak langsung diserahkan pada keluarga. Pihak rumah sakit, kata dia, melakukan upaya preventif supaya virus tidak menyebar dari jenazah OM. Kemudian, barulah jenazah diserahkan pada pihak keluarga untuk dikuburkan.

"Jenazahnya kami mandikan dulu di sini untuk mencegah penyebaran virus. Jenazah diambil pihak keluarga hari itu juga, soal pemakamannya dimana kami kurang tahu," ujarnya,

Diketahui, dua pekan lalu tiga pasien terduga difteri dirawat sampai akhirnya dinyatakan positif difteri. Ketiganya teridentifikasi sebagai SR (15), warga Kampung Palatar Kecamatan Pakenjeng; Jl (18), warga Kadungora dan CH (68), warga Cimangaten Tarogong Kaler.

Tak berhenti sampai di situ, ada dua pasien difteri lagi yang dirawat sejak 19 Desember lalu. Keduanya ialah OM dan NF, warga Kampung Malati Kecamatan Pasir Wangi. Kelimanya sempat dirawat di ruang isolasi RSU Slamet. Selain OM, empat pasien sisanya kini sudah diperbolehkan pulang.

"Mereka mengalami perkembangan yang baik saat dirawat di RSUD dr Slamet," ucapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan wabah penyakit difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB). Penyebaran penyakit difteri cukup mengkhawatirkan di wilayah berjuluk Swiss Van Java itu.

Sepanjang tahun ini sudah empat warga meninggal dunia akibat difter. Total kasus yang terdeteksi mencapai 17 kasus dengan persebaran hingga 16 kecamatan. Tetapi sayangnya pemerintah pusat atau Pemprov Jabar belum merencanakan vaksinasi massal disana.

"Statusnya penyakit difteri sudah masuk kategori KLB, setelah Jawa Barat dinyatakan kategori KLB. Kami sudah meminta pemerintah pusat untuk mengadakan pemberian vaksin secara masal," ujar Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement