Rabu 20 Dec 2017 20:06 WIB

Jelang Hari Ibu, Pemkot Yogya Soroti Kemandirian Perempuan

Berbisnis merupakan salah satu langkah perempuan mandiri secara finansial.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Berbisnis merupakan salah satu langkah perempuan mandiri secara finansial.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak menggelar seminar peringatan hari ibu padaRabu (20/12) siang di Gedung Bima Balai Kota Yogyakarta. Seminar kali ini mengusung tema Kemandirian Perempuan yang Bebas Dari Kekerasan Menuju Hidup Damai Dan Sejahtera.

Tema ini dipilih karena Pemkot berharap angka kekerasan dalam rumah tangga akan semakin berkurang. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat mengatakan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Yogyakarta mencapai angka 85,32 sekaligus menjadi indeks pembangunan manusia tertinggi diantara kebupaten kota yang ada di Indonesia.

"Namun, tingginya indeks pembangunan manusia yang ada seimbang dengan kesenjangan ekonomi di Yogyakarta yang juga menempati tingkat tertinggi dengan angka 0,42 dengan rasio nasional 0,33," ujarnya.

Ia pun menilai, permasalahan sosial yang terjadi di DIY banyak disebabkan kurang berfungsinya fungsi keluarga. Selain itu, perkembangan teknologi juga memicu adanya perubahan nilai, baik nilai budaya lokal maupun nilai sosial

Tercatat dari data Kementerian Agama DIY, kualitas keluarga yang ada di Yogyakarta mengalami kenaikan dalam bidang perceraian. Pada tahun 2015 di DIY tercatat 5.221 kasus dan pada 2016 menigkat menjadi 5.492. Sedang kasus percerain di Kota Yogyakarta pada 2015 mencapai 592 dan meningkat menjadi 633 perceraian pada 2016.

Dia mengatakan, penyebab kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di antaranya adalah kasus ekonomi, pasangan meninggal dan juga perselisihan. Hal tersebut, menurutnya dipengaruhi oleh peran seorang perempuan dalam keluarga.

Untuk itu, lanjutnya, ibu harus menjadi madrasatul ulaa, pendidik yang utama dengan menjadi sekolah yang utama bagi anak, remaja, dan keluarga. Hal iti diperlukan demi membangun kualitas anak, kualitas remaja dan kualitas keluarga.

"Kami berharap dari seminar ini akan melahirkan kemandirian perempuan, terbebas dari kekerasan menuju kehidupan yang damai dan sejahtera," ucapnya.

Untuk itu, Octo mengaku telah melakukan sejumlah upaya yakni, selain inisiasi dengan kecamatan, kelurahan juga dengan diadakanya program-program berbasis masyarakat dibidang ekonomi seperti kelompok rintisan usaha. Selain itu ia juga bekerja sama dengan Kementerian PPPA melalui program Desa Prima. Desa Prima sendiri merupakan Pendampingan kepada kaum perempuan untuk bisa berkembang secara ekonomi dan kemandirian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement