REPUBLIKA.CO.ID,DOBO – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meresmikan proyek jalan desa di wilayah perbatasan negara di Desa Tunguwatu-Gorar, Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, Sabtu (16/12).
“Proyek ini untuk memajukan dan memperkuat wilayah-wilayah perbatasan,” ungkap Direktur Pengembangan Daerah Perbatasan, Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu), Kemendes PDTT, Endang Supriyani.
Endang menyatakan, proyek tersebut sebagai bukti konkret pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan daerah perbatasan dengan membuka akses konektivitas dan aksesibilitas. Pembangunan jalan tersebut juga sebagai salah satu wujud pelaksanaan Nawacita Ketiga Presiden Joko Widodo. “Yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa-desa dalam kerangka negara kesatuan,” jelas Endang.
Dengan dibukanya akses jalan tersebut, menurut Endang, secara teknis akan memperpendek jarak dan waktu transportasi di Kepulauan Aru, khususnya antara Desa Tunguwatu dan Gorar. Yang penting juga, ini salah satu bentuk implementasi target kementerian.
Menurut Endang, Kemendes PDTT menargetkan sampai dengan 2019 sudah bisa mengentaskan sedikitnya 5.000 desa tertinggal dan membangun 2.000 desa mandiri. Sampai dengan akhir tahun ini pencapaian target sudah bergerak ke arah yang menggembirakan. Akan tetapi, pihaknya tetap fokus kerja, kerja, dan kerja karena masih banyak desa lain yang perlu ditingkatkan, khususnya desa di wilayah perbatasan.
Bupati Kepulauan Aru, Johan Gonga, merasa bersyukur pemerintah membuka jalur terisolasi di wilayahnya. Dia optimistis program Kemendes PDTT tersebut bisa mempercepat pembangunan desa, khususnya di wilayah Kepulauan Aru. Hingga 2015 hanya dua desa yang masuk kategori Desa Berkembang dari 117 desa di Kepulauan Aru. “Sekarang sudah meningkat menjadi 19 Desa Berkembang,” ungkap Johan.
Menurut Johan, mengentaskan ketertinggalan di Kepulauan Aru memang membutuhkan perjuangan. Beberapa tantangan utama, di antaranya hambatan transportasi dan rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM rendah karena tingkat pendidikan mereka juga masih rendah. Kondisi kesehatan warga juga belum terlalu menggembirakan, masih perlu terus ditingkatkan. Ini agak ironis karena Kepulauan Aru memiliki potensi alam yang cukup besar, seperti pada sektor perikanan, migas, serta pariwisata.
Ditjen PDTu Kemendes PDTT sejak 2015 sampai 2017 telah membangun sejumlah fasilitas dasar di Kepulauan Aru. Di antaranya, proyek pembangunan jalan desa, penyediaan sarana air bersih, pengadaan kapal, dan pengembangan potensi sumber daya, khususnya sumber daya manusia.