Senin 27 Jun 2022 15:26 WIB

Mendes PDTT Bakal Kembangkan Budidaya Anggrek di Desa Tertinggal

Daerah tertinggal bisa dijadikan sebagai percontohan untuk pengembangan anggrek.

Pembudidaya anggrek Muhamad Hilmi melakukan pendataan tanaman angrek sebelum ditawarkan melalui pasar daring di kebunnya Desa Kedondong, Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (ilustrasi)
Foto: Antara/Siswowidodo
Pembudidaya anggrek Muhamad Hilmi melakukan pendataan tanaman angrek sebelum ditawarkan melalui pasar daring di kebunnya Desa Kedondong, Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar bakal mengembangkan Desa Anggrek di sejumlah daerah tertinggal. Langkah ini sebagai upaya percepatan peningkatan ekonomi di daerah.

"Dari rembuk insan anggrek, saya ingin mengembangkan Desa Anggrek. Tapi bukan di Jawa, melainkan di luar Jawa. Daerah tertinggal bisa dijadikan sebagai percontohan untuk pengembangan anggrek," ujar Mendes PDTT dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (27/6/2022).

Baca Juga

Menurut dia, besarnya peluang bisnis tanaman anggrek harus dimanfaatkan oleh desa-desa di daerah tertinggal. Anggrek merupakan tanaman tropis dan bisa tumbuh sempurna bila dikelola dengan baik di tanah perdesaan.

"Orang yang punya hobi sudah membudidayakan dan mengoptimalkan kapasitasnya dan kemudian pasarnya juga bagus, ini akan berdampak pada peningkatan perekonomian," katanya saat menghadiri acara Rembuk Insan Anggrek Jawa Timur sekaligus peresmian Taman Arjuno di Desa Gunungrejo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Ia menyampaikan bahwa budidaya anggrek memiliki nilai ekspor tinggi. Pada 2020, Indonesia telah mengekspor 11,7 juta tangkai tanaman anggrek dan 4,2 juta di antaranya berasal dari Jawa Timur."Desa Anggrek dapat menjadi terobosan untuk mengembangkan varian baru anggrek di daerah tertinggal sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya," kata dia.

Mendes PDTT juga mengatakan bahwa warga desa daerah tertinggal juga dapat memanfaatkan dana desa untuk menunjang pelatihan sistem budidaya anggrek hingga manajemen kelembagaan, pemasaran dan pengelolaan bisnis."Mari manfaatkan potensi anggrek untuk dijadikan bisnis. Dana desa juga bisa digunakan untuk pelatihan para petani terkait potensi dan manfaat budidaya anggrek," tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan melakukan langkah formal kepada pemerintah pusat."Kami juga meminta kepada Gus Menteri (sapaan Mendes PDTT) untuk melakukan pendekatan informal lintas kementerian agar ekspor anggrek bisa terwujud," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement