Selasa 12 Dec 2017 17:35 WIB

Hari Pertama ORI, 3.000 Balita Purwakarta Divaksin Difteri

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Imunisasi Massal Difteri. Seorang balita menangis saat melakukan imunisasi Difteri di Posyandu Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (11/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Imunisasi Massal Difteri. Seorang balita menangis saat melakukan imunisasi Difteri di Posyandu Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, mengklaim kesadaran masyarakat akan vaksinasi sudah sangat tinggi. Pasalnya, pada hari pertama digelarnya outbreak response imunization (ORI) difteri, tercatat 3.092 balita yang telah diimunisasi.

Kasi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Eva Lystia Dewi, mengatakan, kesadaran masyarakat saat ini sudah sangat bagus. Sehingga, ORI difteri di hari pertama juga banyak balita yang telah diimunisasi.

"Kemarin itu, ada 13 desa di lima kecamatan yang melakukan imunisasi serentak," ujarnya, kepada Republika.co.id, Selasa (12/12).

Untuk vaksin anti difteri, Eva memastikan jumlahnya mencukupi. Bahkan, Rabu (13/12) besok, akan ada pengiriman vaksin lagi dari Kementerian Kesehatan. Dengan begitu, masyarakat tak perlu khawatir. Mengingat, jumlah vaksinnya sangat banyak.

Untuk ORI difteri hari ini, kata dia, ada 11 puskesmas yang melaksanakan imunisasi serentak. Dengan wilayah cakupan, masing-masing 10 desa. Karena itu, pada hari kedua ini cakupan imunisasi difteri semakin luas dibanding hari pertama.

"Untuk data balita yang telah divaksi hari ini, kita masih merekapnya," ujar Eva.

Eva menjelaskan, difteri di Purwakarta ini kembali muncul sejak dua tahun terakhir. Padahal, sebelumnya kasus ini dianggap sudah hilang. Apalagi, kasus difteri terakhir yang muncul di Purwakarta, terjadi pada pertengahan 2007 lalu. Jadi, selama sembilan tahun, bakteri difteri ini vakum, kembali memapar masyarakat.

"Saat ini, masih ada empat pasien yang dirawat. Dua pasien di RSUD Bayu Asih, satu pasien di RS Siloam, dan satu lagi dirujuk di RSHS Bandung," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Bayu Asih, Deni Darmawan, membenarkan bila saat ini pihaknya masih merawat dua pasien difteri. Mereka, mendapatkan perawatan di ruang isolasi. Tak sembarang pihak bisa keluar masuk ruangan tersebut. Sampai pasien dinyatakan sehat.

"Kedua pasien itu kondisinya semakin membaik. Namun, masih butuh perawatan. Jadi, belum diperbolehkan pulang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement