Jumat 08 Dec 2017 14:45 WIB

Kemendikbud Pastikan Bantu Pembangunan SDN Sadah Serang

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Hazliansyah
Sejumlah murid SD Negeri Sadah berkumpul dan belajar di bedeng bekas kandang kerbau di Kampung Kaserangan, Ciruas, Banten, Rabu (29/11).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah murid SD Negeri Sadah berkumpul dan belajar di bedeng bekas kandang kerbau di Kampung Kaserangan, Ciruas, Banten, Rabu (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memastikan akan membantu pembangunan SDN Sadah di Kelurahan Keserangan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Meski begitu, pemerintah kabupaten (Pemkab) Serang terlebih dahulu diminta untuk menyelesaikan pengadaan lahan tanah untuk pembangunan SDN tersebut.

"Persoalan SD ini terletak pada lahan tanah yg masih belum selesai pengadaannya, jadi selesaikan itu dulu," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemdikbud Hamid Muhamad kepada Republika.co.id pada Jumat (8/12).

Karena itu, Hamid mendorong Pemkab Serang untuk segera melakukan upaya-upaya yang proaktif terkait pembebasan lahan untuk pembangunan sekolah. Sehingga, pembangunan SDN Sadah tersebut bisa segera direalisasikan.

"Kalau lahan sudah tersedia minimal 3.000 meter persegi, Kemdikbud bisa membantu pembangunan sekolahnya," tegas Hamid.

Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan akan segera menyurati Presiden RI Joko Widodo terkait kondisi bangunan SDN Sadah di Keluruhan Keserangan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, yang dinilai sangat memprihatinkan. Hal tersebut juga sebagai upaya untuk mencari solusi pembangunan kembali SDN tersebut.

"KPAI menilai kondisi sarana prasarana SDN Sadah masih jauh dari standar minimum jika didasarkan pada Delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)," kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Lystiarti.  

Retno menjelaskan, seluruh ruang kelas, kecuali ruang kelas enam di SDN tersebut merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan seadanya. Atap sekolah yang terbuat dari Asbes menjadikan ruangan kelas menjadi sangat panas ketika matahari sudah tinggi, terutama ruang kelas empat yang atapnya hanya berjarak sekitar 2 jengkal dari kepala orang dewasa.

Menurut Retno, minimnya sarana prasana dan fasilitas di SDN Sadah karena sekolah tersebut sempat 'di gusur', untuk kemudian tanahnya dipergunakan untuk kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang. Namun yang disayangkan, hingga kini Pemkab Serang belum merealisasikan pembangunan kembali SDN Sadah.

Seperti diketahui, keberadaan SDN Sadah menjadi perhatian setelah viralnya surat 'Sekolahku Bekas Kandang Kerbau' yang ditulis oleh siswa kelas enam Devi Marsya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement