REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transjakarta kini menyediakan fasilitas mushala di dua halte busway yakni di Karet dan Glodok. Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, keberadaan mushala ini sesuai arahan dari Gubernur Anies Baswedan.
"Intinya kalau arahan dari gubernur yang penting kita menyiapkan tempat. Sehingga saat ada orang ingin melaksanakan ibadah dia punya alternatif, sudah punya jalan keluar untuk menjalankan shalat," kata Budi di Balai Kota, Rabu (6/12).
Secara kapasitas, Budi mengatakan, mushala yang ada di halte tidak bisa menampung dalam jumlah banyak secara bersamaan. Banyaknya pengguna Bus Transjakarta menjadikan mushala harus digunakan bergantian. Karena itu, kata dia, tidak semua halte akan diadakan mushala.
Menurutnya, banyak halte yang keberadaannya tak jauh dari masjid atau mushala. Yang seperti ini, kata dia, tidak perlu lagi untuk dibangun mushala. Dia mencontohkan Halte Ratu Plaza yang sudah ada tempat ibadah di sekitarnya. "Konsepnya memang nggak semua ada di halte tapi menyiapkan tempat shalat terdekat," ujar dia.
Budi menyebut, pihaknya akan menggandeng perusahaan-perusahaan di sekitar halte yang memiliki mobilitas pengguna cukup tinggi. Mereka diminta untuk membantu penyediaan sarana tempat ibadah di sekitar halte. "Kita upayakan teman-teman di sekitaran itu bisa membantu, gedung-gedung sekitar," katanya.
Dia menambahkan, masih ada beberapa halte lagi yang disiapkan PT Transjakarta untuk dibangun mushala. Sementara halte dengan tingkat pengguna yang cukup tinggi akan dilihat, jika dekat dengan mushala atau masjid di sekitarnya maka tak perlu ada mushala di halte. Untuk sementara, Halte Karet dan Glodok akan terus dievaluasi efektivitasnya.
"Tunggu, kita bertahap jalannya. Ada beberapa tempat yang mesti kita siapkan. Ada beberapa halte yang deket sekali dengan masjid," katanya.
Ketika ditanya terkait kebijakan ini, Anies enggan bicara banyak. Ia mengatakan akan menyampaikan kepada publik ketika sudah siap semuanya. "Nanti nanti, nanti kita sampaikan," ujar dia.