Sabtu 02 Dec 2017 20:14 WIB

Ridwan Kamil Yakin tak akan Kehilangan Dukungan Golkar

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Politikus Golkar Daniel Mutaqien Syafiuddin bersiap memberikan sambutan pada acara penyerahan rekomendasi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat di DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (9/11).
Foto: Republika/Prayogi
Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Politikus Golkar Daniel Mutaqien Syafiuddin bersiap memberikan sambutan pada acara penyerahan rekomendasi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat di DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil (Emil), mengatakan hingga saat ini belum ada parpol lain yang merapat memberikan dukungan terhadapnya. Ia pun masih optimistis tidak akan kehilangan dukungan dari Golkar meski partai tersebut berpotensi mengalami pergantian ketua umum.

Menurut Emil, saat ini pihaknya terus menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol. "Tetapi (parpol-parpol tersebut belum mengambil sikap. Ada Hanura, Gerindra, PDIP yang belum mengambil sikap," ujar Emil kepada wartawan usai mengisi workshop nasional bertajuk pengelolaan keuangan daerah yang digelar Partai Golkar di kawasan Petojo, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12).

Dia melanjutkaan, jika menemukan kecocokan, maka pihaknya membuka kesempatan parpol untuk bergabung dengan koalisi yang sudah didukung oleh Golkar, PPP, NasDem dan PKB.

"Kalau tidak cocok ya tidak bisa dipaksa. Pada dasarnya, semakin banyak dukungan yang diberikan akan semakin positif bagi kami. Tapi hingga saat ini memang belum ada dukungan dari parpol lain, kami masih fokus dengan yang ada," tutur Emil.

Sementara itu, terkait dengan potensi pergantian ketua umum Partai Golkar, Emil mengaku tetap berpikir positif. Dia menegaskan masih optimistis tidak akan kehilangan dukungan dari partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Saya optimis. Pada daasarnya saya diusung Golkar bukan atas nama pribadi, tetapi institusi. Jadi kalau ada perubahan kepemimpinan, mekanisme pencalonan (calon kepala daerah) berdasarkan kolektivitas," tambah Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement