REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia kembali menerbitkan Notice to Airmen (NOTAM) untuk menutup bandara Lombok Praya. Penutupan dilakukan pada Kamis (30/11) mulai pukul 10.37 WITA hingga Pukul 24.00 WITA.
"Penutupan ini disebabkan oleh sebaran abu vulkanis Gunung Agung yang kembali mengganggu jalur penerbangan dari dan menuju Lombok," kata Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono, Kamis (30/11).
Dia menjelaskan, penutupan bandara internasional Lombok kali ini merupakan keputusan yang diambil oleh regulator berdasarkan koordinasi dengan BMKG dan PVMBG serta pengamatan Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC). Selanjutnya, AirNav menindaklanjuti dengan melakukan penerbitan NOTAM demi keselamatan penerbangan.
Sebelumnya, bandara Lombok Praya ditutup pada Senin pagi (27/11) dan kembali dibuka di hari yang sama pada pukul 19.50 WITA.
Akibat penutupan tersebut, rencana penerbangan dari dan menuju Lombok terpaksa dibatalkan, seperti dari Denpasar menuju Lombok ada delapan penerbangan yang dibatalkan setelah NOTAM diterbitkan. Lalu penerbangan dari Lombok menuju Denpasar ada enam jadwal yang dibatalkan.
Wisnu memastikan, AirNav sudah menyiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi peningkatan status awas Gunung Agung.
"Kami menyiapkan sedikitnya sembilan bandara sebagai alternatif pengalihan, yakniJakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Kupang, dan Banyuwangi," ungkap Wisnu.
Sementara itu, pascakembali dibukanya operasional penerbangan, bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai berangsur normal.
Berdasarkan data Airnav, sejak Bandara Ngurah Rai dibuka pukul 15.00 WITA kemarin (29/11) hingga pukul 08.00 WITA pagi ini (30/11)ada 62 pergerakan pesawat yang tercatat datang dan pergi dari Bali baik penerbangan domestik maupun internasional.
Untuk aktivitas penerbangan di bandara Ngurah Rai hari ini (30/11), dijadwalkan akan ada 399 pergerakan pesawat datang dan pergi meliputi 213 keberangkatan dan 186 kedatangan baik domestik maupun internasional. "Jadwal tersebut berdasarkan permintaan maskapai yang disampaikan kepada Airnav Indonesia," jelas Wisnu.