Selasa 28 Nov 2017 17:22 WIB

'Tak Mudah Menjadi Nakhoda Partai Golkar'

Logo Partai Golkar.
Foto: Dokrep
Logo Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Golkar dinilai harus membenahi masalah internal partainya. Hal tersebut bertujuan agar citra Golkar tak terus terpuruk akibat kasus-kasus korupsi yang menimpa elite partai.

Menurut Ketua DPP Partai Golkar, Agus Gumiwang, elite dan kader partai harus lebih sensitif terhadap situasi yang berkembang di masyarakat tentang Partai Golkar. Karena itu, kepentingan partai harus diutamakan.

"Kita sudah harus bergerak untuk menyelamatkan partai karena suara rakyat menghendaki perubahan di dalam tubuh Golkar", ujar Agus, Selasa (28/11).

Menurut Agus, kasus korupsi yang menimpa Setya Novanto selaku ketua umum partai dan ketua DPR, sangat memperburuk citra Golkar. "Ini sudah sangat membahayakan masa depan Partai Golkar," katanya.

Salah satu perubahan itu adalah terkait dengan kepemimpinan baru Partai Golkar. Namun, Agus mengingatkan, tidak mudah menjadi nakhoda dalam Partai Golkar, jika ingin perubahan-perubahan benar terwujud. 

Karena itu, Agus menyebut calon pengganti Novanto harus memiliki rekam jejak yang bersih, punya integritas, dan memiliki gagasan untuk kemajuan Partai Golkar. Dia melihat sosok itu di tubuh politikus senior Golkar, Airlangga Hartarto.

Airlangga dianggap mampu menjadi nahkoda baru partai Golkar karena memiliki kapasitas dan akseptabilitas yang tinggi, baik di dalam partai maupun di luar Golkar.

"Saya yakin, hanya tokoh partai seperti Airlangga  yang bisa menyelamatkan partai Golkar dari salah arah dalam berpolitik  partai beberapa waktu terakhir," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement