Senin 27 Nov 2017 12:44 WIB

Menang atau Kalah, Pengamat: Citra Golkar Tetap Buruk

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid membacakan salah satu keputusan Rapat Pleno yakni menunjuk Idrus Marham sebagai Plt Ketum hingga proses praperadilan Setya Novanto selesai, Selasa (21/11)
Foto: Fauziah Mursid
Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid membacakan salah satu keputusan Rapat Pleno yakni menunjuk Idrus Marham sebagai Plt Ketum hingga proses praperadilan Setya Novanto selesai, Selasa (21/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai putusan praperadilan Setya Novanto tidak akan membuat citra Golkar menjadi baik. Kecuali Golkar Munaslub dan mengganti Setnov dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.

"Apapun hasil praperadilan, menang atau kalah Golkar sudah terlanjur citranya buruk. Trennya sedang negatif," ujar Adi kepada Republika.co.id, Senin (27/11).

Buktinya terang Adi, hasil survei Poltracking Indonesia elektabilitas Partai Golkar turun di posisi tiga disusul oleh Gerindra yang menempati posisi dua. Ini membuktikan lanjutnya, bahwa kasus korupsi KTP Elektronik yang menjerat Setnov berpengaruh signifikan kepada Partai Golkar.

"Tanpa keputusan Praperdilan sekalipun kasus tersangka Setnov ini cukup berpengaruh signifikan ke Golkar, hasil survei Poltracking kemarin Golkar disalip Gerindra ini adalah contoh nyata," terang Adi.

Untuk diketahui elektabilitas Partai Golkar menurun berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia. Golkar hanya menempati posisi ketiga dengan 10,9 persen disalip oleh Gerindra di posisi kedua dengan capaian 13,6 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement