REPUBLIKA.CO.ID,Medan, 26/11 (Antara) - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menyatakan bahwa pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) partai tersebut ditujukan untuk mencari pemimpin baru Partai Golkar.
"Saya percaya bahwa munas ini mudah-mudahan ada pemilihan kepemimpinan baru. Itu sebuah jalan yang paling pas, tepat untuk mengatasi persoalan jikalau dikehendaki," kata Agung Laksono seusai menghadiri acara pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Afif Nasution di Medan, Ahad (26/11).
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar sudah menggelar pertemuan dengan seluruh DPD Tingkat I di Jakarta pada Sabtu (25/11). Hasilnya adalah pelaksanaan munaslub menunggu vonis praperadilan terhadap Setya Novanto yang menjadi tersangka kasus korupsi KTP-e di KPK dan sudah ditahan sejak 19 November 2017.
Setya Novanto juga sudah mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sidang perdana rencananya akan dilakukan pada 30 November 2017. "Jika kalah di praperadilan, dia harus mengundurkan diri. Kalau tidak, di rapat munaslub. Saya rasa teman-teman sudah melihat itu. Munaslub diperlukan dalam rangka merubah kepemimpinan yang berwajah segar dan tentunya tidak bermasalah," tambah Agung.
Agung menyebut salah satu calon terkuat untuk menggantikan Setnov adalah Airlangga Hartanto yang saat ini Koordinator Bidang Perekonomian DPP Golkar, sekaligus Menteri Perindustrian.
"Ya tidak hanya regenerasi, tapi juga harus tampil yang tidak punya masalah. Salah satu yang disebut-sebut antara lain Airlangga Hartanto. Dia sudah diterima di kalangan pemerintah dan di kalangan pimpinan partai baik pusat atau daerah, beliau selama ini aktif," jelas Agung.
Ia pun yakin bahwa Setnov akan legawa untuk mundur dari tampuk kepemimpinannya sebagai Ketua Umum Golkar. "Saya yakin Pak Novanto juga legawa. Kami juga harus tetap menghormati beliau karena Pak Novanto selama memimpin Golkar, meski singkat cukup berkesan. Janji beliau jadi, bangun gedung, kunjungan ke daerah, tentunya baik, hanya dia punya masalah pribadi," tutur Agung.
Namun, masalah pribadi Setnov itu menurut Agung memengaruhi elektabilitas Golkar di mata masyarakat. "Ya tentu akan mempengaruhi elektabilitas. Saya harapkan tahun ini selesai karena tahun depan kalau bisa kita sudah bicara penggalangan suara untuk pilkada. Persiapan Rekrutmen calon anggota dewan DPR, tidak hanya berkutat pada masalah itu," tambah Agung.