Sabtu 18 Nov 2017 21:59 WIB

Emil Lepas 40 Ekor Burung Jalak Kerbau

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Burung jalak kerbau (ilustrasi)
Burung jalak kerbau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil melepas 40 ekor burung Jalak Kerbau (Javan Myna) di Kebun Binatang Bandung, Sabtu (17/11). Sebelum melepas burung tersebut, pria yang akrab disapa Emil itu meninjau kandang binatang sekaligus memberikan nama untuk anak orang utan betina yaitu Cinta Lestari.

Emil mengatakan, ia memberi arti nama tersebut bermakna, cinta bumi ini pasti Lestari. Menurut Emil, ia melepas burung Jalak Kerbau, karena wilayah di Kota Bandung merupakan wilayah yang ekologis dan cocok untuk ditempati oleh hewan khususnya burung.

"Kota Bandung ini wilayah yang ekologis, apalagi di kawasan Taman Sari yang udaranya lebih sejuk dan sering dihuni oleh beberapa burung," ujar Emil.

Oleh karena itu, kata dia, ia melepaskan 40 burung agar bisa lebih beradaptasi dan mandiri dalam mencari makan. Usai melepas burung Jalak Kerbau, Emil pun melanjutkan dengan meresmikan Kandang Gajah di kawasan Kebun Binatang Bandung. Ia pun mengapresiasi kondisi kandang gajah yang dilihat saat ini lebih bersih dan tertata dengan baik. "Dengan luas kandang yang cukup besar, maka gajah pun akan lebih leluasa tinggal dan bergerak setiap harinya," katanya.

Menurut Emil, Kebun Binatang Bandung saat ini lebih tertata dan menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Ia pun berpesan, tiga hal yang menjadi kunci kebun bintang yang baik. Pertama adalah jadikan kebun binatang lebih profesional, gunakan area tersebut menjadi area piknik untuk warga, dan manfaatkan sebaik mungkin jika ada lahan yang kosong, jadikan tempat yang bermanfaat, salah satunya taman bunga.

"Dengan tujuan demikian, Insya Allah kebun binatang Bandung menjadi kebun binatang profesional. Jika hal tersebut hadir, maka tempat ini sering dikunjungi oleh wisatawan," katanya.

Sementara menurut Ketua Pelaksana pelepasan Burung Kerbau sekaligus ketua Taman Safari Indonesia Tomy Sumampau, tujuan pelepasan burung adalah agar burung dalam kandang bisa mendapatkan sumber pakan di luar. Sehingga jika burung-burung tersebut tidak balik lagi, maka bisa dikatakan mereka sudah mandiri dan bisa mencari pakan sendiri. Sebelum dilepas liarkan, ada simulasi lebih dari enam bulan dilakukan untuk simulasi yang namanya soft release. "Simulasi tersebut dilakukan selama enam bulan, jadi kandang dibuka dari pagi sampai sore hari," katanya.

Selain itu, kata dia, akan didata dahulu berapa burung yang keluar sampai tidak balik lagi. Burung yang masih kembali lagi ke kandang, berarti mereka belum mandiri untuk mencari makan. "Tetapi sebaliknya, jika mereka tidak balik lagi, berarti burung tersebut sudah bisa mencari makan," katanya.

Tomy mengatakan, usia burung yang dilepas diperkirakan berusia di atas satu tahun. Menurutnya, usia satu tahun dilepas agar mempermudah gerakan dan mandiri ketika mencari pakan. Selain pelepasan burung, kata dia, di kebun binatang Bandung pun sudah merenovasi tempat pemeliharaan gajah. Kali ini gajah di Kebun Binatang Bandung tidak di dirantai. Hal tersebut dilakukan agar gajah lebih leluasa bergerak.

"Saat ini gajah bisa sendiri main dan tidak ada batas oleh rantai yang mengikatnya. Jadi kami berikan kemudahan bergerak untuk gajah," katanya.

Menurut Tomy, di Kebun Binatang Bandung lebih mengedukasi dan leluasa untuk melihat aneka ragam binatang. Adanya Zoo Educated, akan memperlihatkan bahwa di Kebun Binatang Bandung tersebut selain rekreasi, bisa mendapatkan ilmu dengan mengetahui beberapa pengetahuan mengenai binatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement