Rabu 08 Nov 2017 01:16 WIB

Jatim Kerja Sama Standardisasi Mutu Produk dengan Australia

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hazliansyah
Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul.
Foto: Antara
Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mendorong terjalinnya kerja sama antara Jatim dan Australia dalam bidang standardisasi mutu produk. Khusunya, produk agro, makanan, dan minuman. Kerja sama ini diharapkannya dapat menyeimbangkan neraca perdagangan Jatim-Australia yang mengalami defisit.

"Kami ingin produk Jatim sejak dari awal atau di on farm, proses, hingga jadi bisa sesuai dengan standar Australia. Sehingga bisa diterima oleh pasar Australia," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul saat menerima kunjungan kerja Wakil Menteri Perdagangan dan Investasi Australia, Keith Pitt di Hotel Sheraton Surabaya, Selasa (7/11).

Gus Ipul menyatakan, Australia memiliki standar yang ketat terkait produk impor yang bisa masuk ke negara tersebut. Sehingga produk yang bisa masuk pasar Australia benar-benar yang sangat berkualitas. Karena itu, kerjasama standardisasi mutu produk menjadi langkah tepat agar produk Jatim bisa diterima pasar Australia.

"Kami siap mengikuti dan memenuhi standar Australia. Jika produk Jatim bisa masuk pasar Australia, ini berdampak positif pada neraca perdagangan Jatim yang masih defisit dengan Australia," ujar Gus Ipul.

Berdasarkan data BPS, dalam kurun waktu 2013-2017, kinerja perdagangan Jatim-Australia menunjukkan defisit bagi Jatim. Pada 2015, ekspor Jatim ke Australia mencapai 392,52 juta dolar Amerika Serikat. Sedangkan impornya mencapai 555,48 juta dolar Amerika Serikat. Artinya, defisit sebesar 162,96 juta dolar Amerika Serikat.

Kemudian, tahun 2016 ekspor Jatim ke Australia sebesar 358,60 juta dolar Amerika Serikat. Sedangkan, impornya mencapai 518,73 juta dolar Amerika Serikat yang artinya defisit 160,13 juta dolar Amerika Serikat.

Sementara, sampai dengan September 2017, ekspor Jatim ke Australia sebesar 282,22 juta dolar Amerika Serikat dan impornya mencapai 720,86 juta dolar Amerika Serikat. Artinya, defisitnya semakin membesar yang mencapai 438,64 juta dolar Amerika Serikat.

"Dengan adanya standardisasi mutu, diharapkan makin banyak komoditi Jatim yang diekspor ke Australia," ujar Gus Ipul.

Gus Ipul kemudian menjelaskan 10 komoditi utama non migas Jatim yang diekspor ke Australia. Komoditi tetsebut adalah kayu, barang dari kayu, kertas karton, daging dan ikan olahan, berbagai barang buatan pabrik, mesinatau peralatan listrik, besi dan baja, plastic dan barang dari plastic, perabot, penerangan rumah, alas kaki, serta produk industri farmasi.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan dan Investasi Australia, Keith Pitt menyatakan, siap menindaklanjuti rencana kerjasama standardisasi mutu produk dengan Jatim. Menurutnya, Australia memiliki system standarisasi yang tinggi, setiap produk impor akan dilakukan riset pasar dan pengujian dengan seksama.

Dengan adanya kerjasama standarisasi mutu produk, diharapkan produk asal Jatim makin berkualitas sehingga bisa memenuhi standar di Australia. Keith juga menekankan pentingnya peningkatan teknik dan inovasi dalam pertanian agar produk semakin melimpah dan berkualitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement