Jumat 03 Nov 2017 16:50 WIB

Pemuda Muhammadiyah Dukung Jokowi Panggil Tito Terkait Novel

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mendukung rencana pemanggilan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penuntasan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan. Hal ini, menurut dia, menjadi dasar rasional bagi Jokowi untuk menangkap spekulasi adanya keganjilan dalam penanganan kasus penyerangan ini.

"Bukan sekadar alasan teknis penyidikan seperti yang disampaikan pihak kepolisian, bahkan sampai Pak Tito menyatakan kasus Novel lebih Sulit dibandingkan Kasus Bom Bali, bahkan Kadiv Humas menyebutkan kasus ini bisa dituntaskan bertahun-tahun," ujar Dahnil dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/11).

Menurut Dahnil, Presiden perlu mendengarkan masukan, data dan fakta yang ditemukan oleh kelompok masyarakat sipil terkait kasus penyerangan ini. Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan kelompok Masyarakat Sipil lainnya pun siap mendukung dengan data tersebut.

"Termasuk para tokoh mantan komisioner KPK siapa menyampaikan data dan fakta temuan-temuan kami kepada Pak Presiden Joko Widodo, untuk mendapat gambaran rinci apa sesungguhnya dibalik kasus ini," lanjut Dahnil.

Dengan demikian, Presiden Jokowi tidak hanya memperoleh informasi hanya dari satu pihak, yakni Kapolri. Masyarakat Sipil, lanjut Dahnil, juga telah bekerja mengumpulkan banyak fakta dan data terkait kasus ini. "Jadi, kami berharap Pak Presiden Joko Widodo mau membuka diri menerima masukan dan keterangan fakta dan data dari masyarakat Sipil," ujar dia.

Kasus Novel saat ini berada dalam penanganan Polda Metro Jaya. Hingga kini bukti-bukti yang diperoleh polisi masih belum bisa menunjukkan titik terang pelaku penyiraman Novel. Meskipun, salah satu sketsa wajah terduga pelaku telah dibuat. Sedangkan satu sketsa lainnya masih dalam tahap penyelesaian.

Untuk diketahui, Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis asam sulfat atau H2SO4 pada Selasa (11/4). Sampai saat ini, pria yang menangani kasus megakorupsi KTP-el itu pun kini menjalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan penglihatannya imbas dari penyerangan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement